Mengandung Segala Ilmu Pengetahuan, Ini Keajaiban Alquran

Prof Fattah menjelaskan, salah satu alasannya adalah Alquran dulu dibahas  ulama-ulama dari segi aspek kemukjizatan bahasa Arabnya, keindahan bahasanya dan sastranya. Pada masa itu untuk orang yang menguasai bahasa Arab, boleh dikatakan sangat tepat.

Sementara Rasulullah diutus untuk umat lain yang tidak berbahasa Arab. Sehingga umat lain akan kesulitan memahami kemukjizatan Alquran dari aspek kebahasaan. Sementara dari aspek ilmu pengetahuan, orang Arab atau bukan orang Arab bisa punya kesempatan yang sama.

 

“Sehingga mengaitkan ayat Alquran dengan temuan-temuan ilmiah justru akan membuka peluang bagi umat dan bangsa lain yang tidak berbahasa Arab untuk lebih bisa memahami Alquran secara baik,” jelasnya.

Dekan Fakultas Ushuludin Universitas Al-Azhar Mesir, Prof Abdul Fattah, mengatakan dalam memahami dan memandang Alquran setidaknya ada dua aliran.

Pertama, mereka yang mendukung penuh dan mengakui ada kemukjizatan Alquran dan mengandung ilmu sains. Kedua, mereka yang menolak dan tidak mempercayai Alquran mengandung segala macam ilmu sains.

“Tentu masing-masing dari aliran itu memiliki alasan,” kata Prof Fattah saat menjadi narasumber Seminar Internasional bertema ‘Menyingkap Mukjizat Ilmiah Alquran’ yang diselenggarakan Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat kementerian Agama (Kemenag) secara virtual pada Rabu (30/9).

Prof Fattah mengatakan, aliran yang mendukung Alquran mengandung ilmu sains menyatakan bahwa banyak ayat-ayat di dalam Alquran yang secara harfiah bisa dipahami bahwa Alquran mencakup segala macam ilmu pengetahuan. Sementara, aliran yang tidak mendukung itu mengatakan bahwa teori-teori atau temuan-temuan ilmiah di dalam Alquran sangat boleh jadi salah dan keliru, karena itu hasil pemikiran manusia. Manusia tidak bisa memastikan temuan-temuan yang sifatnya mistis.