Ini Alasan Mengapa Jibril Menangis dan Ketakutan

Jibril menjawab, “Bagaimana aku tidak menangis. Aku lebih berhak menangis. Siapa tahu Allah Yang Maha Mengetahui, kelak aku memperoleh kedudukan yang bukan sebagaimana kedudukanku saat ini. Aku tidak tahu, mungkinkah aku diuji sebagaimana iblis. Dulu ia berasal dari golongan malaikat. Aku tidak tahu, mungkin aku diuji sebagaimana Harut dan Marut.” Dan Rasulullah pun ikut menangis.

Kedua makhluk tersebut terus menangis hingga Allah SWT mengutus seorang malaikat kepada  keduanya seraya berkata, “Wahai Jibril, wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah SWT menjamin kalian dari kemungkinan melakukan kedurhakaan kepada-Nya.”

Maka keduanya pun merasa tenang. Lalu Jibril naik kembali ke langit.

Dalam kejadian tersebut, terkandung pelajaran berharga (‘ibrah) bagi setiap orang yang beriman. Bahwa yang menentukan, sebagaiman sabda Nabi SAW adalah amal akhir dari seseorang. (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Ahmad bin Hanbal).

Karena itu orang beriman seharusnya selalu bertawajjuh (mengarahkan hatinya) kepada Allah SWT. Senatiasa berdoa agar Allah SWT tidak memalingkan hatinya setelah mendapatkan hidayah.

Sekaligus mengingat akhirat dan membebaskan diri dari ketergantungan serta kesenangan duniawi yang hina.

[Republika]