Krisis Kebencian terhadap Muslim India Sudah Mengarah ke Genosida

Ungkapan bernada kebencian yang bertebaran di Facebook atau Twitter itu kabarnya ikut disebar oleh simpatisan Perdana Menteri Narendra Modi dan pejabat teras Partai Bharatiya Janata. Menurut data yang dihimpun Equality Labs di AS, tagar #CoronaJihad sudah muncul sebanyak 300.000 kali dan disimak oleh lebih dari 165 juta orang di Twitter sejak 28 Maret, demikian tulis CNN dalam laporannya pekan lalu.

“Ini adalah krisis kebencian terhadap kaum muslim,” lanjut Arundhati, “yang memboncengi pembantaian di Delhi ketika warga berdemonstrasi menentang UU Kewarganegaraan yang antimuslim.”

Ilustrasi

“Selama wabah COVID-19, pemerintah diam-diam bergerak menangkap mahasiswa, mendakwa pengacara, editor senior, aktivis dan kaum intelektual. Beberapa di antara mereka bahkan dipenjara baru-baru ini.”

Impian Mendirikan Negara Hindu

Pemerintah India saat ini dikuasai oleh Partai Bharatiya Jannata yang lahir dari rahim sebuah organisasi ekstrem kanan Hindu, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS). Hampir semua pejabat teras BJP, termasuk PM Modi, merupakan anggota senior RSS.

RSS dibentuk 94 tahun lalu dengan impian mendirikan sebuah negara Hindu. Sempat dilarang di bawah kekuasaan kolonial Inggris, organisasi ini lalu banyak menginduk pada ideologi NAZI Jerman.

V.D. Savarkar, pejuang kemerdekaan India yang juga merumuskan ideologi Hindutva (Negara Hindu), sempat menulis betapa India harus meniru pendekatan NAZI terhadap Judenfrage alias “persoalan Yahudi” agar bisa menanggulangi “persoalan muslim” di negeri sendiri, tulisnya meminjam istilah yang ramai digunakan oleh pemerintahan Adolf Hitler di Jerman.

Sejarah mencatat, Mahatma Gandhi yang meyakini inklusivitas India, dibunuh oleh Nathuram Godse, seorang anggota RSS. Menurut ideologi Hindutva, India tidak memiliki tempat bagi kaum muslim.

“Kini ideologi itu menjadi agenda utama pemerintah India di bawah BJP,” klaim Arundhati. Pemerintah di Delhi menggunakan taktik serupa dengan yang digunakan NAZI Jerman selama Holocaust, tudingya.