Turki Siapkan Perang Besar Jika Tentara Perancis Nekat ke Mediterania

Bahkan, Jenderal Akar telah mengumpulkan semua panglima perang semua angkatan di tempati itu. Mulai dari Kepala Staf Umum, Jenderal Yasar Guler; Panglima Angkatan Darat, Jenderal Umit Dundar; Komandan Angkatan Laut, Laksamana Adnan Ozbal; dan Komandan Angkatan Udara, Jenderal Hasan Kucukakyuz.

Menurut Akar, Prancis sama sekali tidak punya urusan dengan Turki dan Yunani. Dan Prancis harus tahu diri, sebab Prancis bukan negara yang ditunjuk Uni Eropa untuk menuntaskan sengketa Laut Mediterania timur.

Akar mengatakan, kehadiran Prancis dalam sengketa itu cuma sebagai pihak yang menebar ancaman tak berdasar kepada Turki, dengan mendukung Yunani dalam mempertahankan kesalahan terkait batas wilayah maritim di Mediterania.

Karena itulah, Akar menegaskan tak ada gunanya Prancis ikut campur dan sebaiknya pergi dari sengketa itu. Akar dengan tegas menyatakan Turki hanya mempertahankan hak atas wilayah yang disengketakan. Bukan melakukan invasi dan merebut kedaulatan negara lain.

“Yunani dan Turki . Tapi di sini, ada pelaku intimidasi yang sulit dimengerti. Misalnya, Prancis, tidak ada penjamin, tidak ada perjanjian, Anda bukan perwakilan UE, hak apa Anda datang ke sini? Jika Anda pergi keluar sendirian dan berkata, “Saya akan menjadi pahlawan”, maka waktu penindasan telah berlalu. Kami tidak mengejar kecemasan atau intimidasi. Kami mengejar hak dan kepentingan kami dengan iman, pengetahuan, logika, sains, hukum, dengan jelas dan eksplisit. Tidak ada yang bisa mencegah ini juga,” kata Jenderal Akar.

Menurut Akar, keterlibatan pihak ketiga dalam hal ini yang menyatakan dirinya sebagai sekutu Yunani dalam sengketa hanya akan memperburuk situasi. Akar meminta semua negara yang bersekutu dengan Yunani untuk berpikir secara objektif.

“Negara ketiga juga harus melihat masalah ini secara rasional. Jika ini terjadi, hanya masalah ini yang dapat diselesaikan. Jika Anda mencabut embargo Siprus Selatan dan mencoba mengganggu keseimbangan dengan cara ini, ini akan membawa konflik, bukan perdamaian, tetapi kebangkrutan. Semua orang harus tahu itu juga, ” kata dia.

Untuk diketahui, sebelumnya Prancis menebar ancaman kepada Turki terkait sengketa di Laut Mediterania timur. Prancis mendadak berencana mengerahkan armada perang laut besar-besaran ke perairan tersebut untuk mendukung militer Yunani.

Tak tanggung-tanggung, Prancis berencana mengirimkan kapal induk nuklir andalannya, Charles de Gaulle dan serombongan kapal perang lainnya lengkap dengan jet-jet tempur dan helikopter serbu.