Fidget Spinner, Mainan Untuk Lemahkan Intifadhah Bocah Palestina

Eramuslim.com – Anda kenal mainan Fidget Spinner? Benda plastik mirip baling-baling dengan tiga sisi bundar dan tengah berisi bantalan peluru itu tengah naik daun. Banyak yang merasa memainkannya bisa melepas stres. Lainnya menyatakan baik buat melatih konsentrasi. Sisanya menyatakan tidak berguna dan cuma membuat orang tidak fokus.

Meski begitu, ternyata benda ini tidak begitu saja dibuat. Niat awalnya ternyata supaya mainan ini bisa melemahkan semangat juang bocah-bocah Palestina.

Dilansir dari surat kabar Haaretz, Selasa (9/5), otak di balik Fidget Spinner adalah seorang warga Amerika Serikat, Catherine Hettinger. Dalam sebuah wawancara, dia mengenang kembali alasan membuat mainan itu.

Ternyata, pada 1980-an, Hettinger bertandang ke wilayah Palesna yang dijajah Zionis-Israel mengunjungi kakak perempuannya. Sial, ternyata saat itu sedang bergelora gerakan perlawanan terhadap Zionis oleh orang-orang Palestina, dikenal dengan istilah Intifada.

Hettinger menyaksikan bagaimana saban hari muda-mudi dan bocah-bocah Palestina bentrok dengan polisi dan tentara Israel. Orang-orang Palestina itu melawan bermodalkan batu. Dia lantas mendapat ide membuat benda yang bisa meredam para pemuda Palestina melempar batu.

“Awalnya saya mendesain benda seperti batu yang lunak, sehingga anak-anak bisa melemparnya. Memang mulanya itu untuk menyampaikan pesan perdamaian,” kata Hettinger.

Lantas Hettinger kembali ke kampung halamannya di Orlando, Florida. Desain awal mainan itu dia ubah menjadi mirip baling-baling yang bisa berputar.

Hettinger lantas mematenkan benda itu pada 1997. Namun sayang tak ada yang tertarik menjualnya, termasuk pabrik mainan besar, Hasbro. Dia juga tidak punya uang buat memperbarui hak patennya sembilan tahun kemudian. Biaya ditetapkan sebesar USD 400.

Meski begitu, mainan karya Hettinger meledak sejak akhir tahun lalu. Semua orang gemar memainkannya. Mulai dari pekerja kantoran hingga bocah-bocah sekolah dasar.(jk/mdk)

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/pahlawan-akankah-hanya-menjadi-kenangan-untold-history-eramuslim-digest-edisi-9.htm