Kerusuhan Amerika, Pengamat: Inikah Perang Yang Diharapkan Trump?

Eramuslim.com – Perang yang diinginkan Trump, bukanlah perang yang terjadi di Afganistan, Irak, Suriah, ataupun Korut, tetapi adalah perang yang di Washington.”

Kutipan itu ditulis oleh Kevin Baron, Eksekutif Editor Defense One yang juga pengamat kebijakan luar negeri, dalam artikelnya berjudul ‘Trump Finally Gets the War He Wanted’.  Sebuah tulisan yang menyoroti betapa sosok presiden Amerika Serikat ini penuh dengan kejutan-kejutan selama kepemimpinannya.

Menurut Kevin, Trump mengklaim bahwa kontrol hukum dan etika berada di bawah kekuasaannya. Setelah mengungkapkan klaimnya itu, Trump memerintahkan penegak hukum dan militer AS menghadapi siapa pun yang menentangnya.

Dalam menghadapi aksi protes kemarin, Trump mengancam para demonstran yang nekad melewati pagar Gedung Putih akan menghadapi serangan anjing liar. Setelah itu, Trump mendesak aparat menyerang para demonstran.

Alih-alih mencermati bagaimana aksi protes berubah menjadi kerusuhan massal, dan alasan-alasan terjadinya kekerasan terhadap Floyd, Trump malah melemparkan tuduhan bahwa ada kaki tangan pihak sayap kiri Antifa di balik semua itu.  Trump menuding antifa telah membajak aksi damai para demonstran yang menuntut keadilan atas kematian Floyd.

“Amerika Serikat akan memasukkan ANTIFA sebagai organisasi teroris,” kicau Trump pada akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Minggu (31/5) lalu. Padahal AS tidak memiliki undang-undang terorisme dalam negeri.

Selain itu Antifa, kependekan dari Anti-Fasis, bukanlah organisasi dengan pemimpin dan struktur keanggotaan yang jelas. Keputusan Trump itu membuat kritik dan kebingungan para pejabatnya, seperti dikutip The New York Times.