Anak Petani: Celengan Kucing Ini Untuk Palestina, Syaikh!

Sore itu, dari sang gadis kecil, putri dari seorang petani dan guru ngaji itu, jamaah diajarkan tentang makna keikhlasan, tentang makna kedermawanan, tentang makna menjadi seorang muslim sejati, yang pasti kan merasa sakit ketika saudara muslim lain tengah tersakiti.

Dari gadis kecil itu pulalah kita diajarkan tentang makna “Infaq Terbaik”. Yang kita tak pernah tahu, entah telah berapa lama tabungannya itu dikumpulkan untuk masa depannya. Namun ia sadar bahwa di belahan bumi lain, ada saudaranya yang lebih membutuhkan..

Perlahan, satu persatu jamaah mulai berdiri, berebut ingin memberikan infaq terbaiknya, berlomba-lomba dengan segala kemampuannya untuk mengobati duka saudara-saudaranya di Palestina. Paling tidak, kelak ketika Allah bertanya apa yang telah diberikan untuk Masjid Al Aqsa, mereka sudah punya jawabannya.

Sore itu, langit di luar sudah mulai cerah, hujan telah benar-benar berhenti, namun gerimis-gerimis lembut kini telah berpindah menggenangi wajah-wajah para jamaah yang rindu akan saudara-saudaranya yang nun jauh di sana.

“Birruh biddam nabdika ya Aqsa!”

Oleh: Jefry Akase [bersamadakwah]