Antisipasi Preman Politik, Laskar FPI Mulai Jaga Rumah Aktivis

Eramuslim.com –  Laskar Pembela Islam (LPI) organisasi sayap dari Front Pembela Islam (FPI) mengirimkan anggotanya untuk siaga di kediaman Neno Warisman di kawasan Depok, Jawa Barat sejak sore tadi, Selasa (2/10).

Neno yang merupakan Presidium gerakan #2019GantiPresiden juga masuk dalam Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Betul. Semua tokoh dan aktivis rumahnya sekarang dijaga laskar,” kata salah seorang pengurus DPP FPI saat dihubungi, Selasa (2/10).

Imbauan untuk menjaga rumah Neno pertama kali beredar di media sosial dalam bentuk rekaman suara salah satu pengurus LPI Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

“Kepada seluruh laskar Cimanggis mohon agar segera merapat ke rumah Ibunda Neno Warisman di Griya Tugu Asri sekarang. Instruksi dari wali laskar. Rumah ibunda Neno Warisman sedang dalam target,” demikian isi pesan suara itu.

Menurut pengurus FPI yang enggan disebutkan namanya itu, rumah Neno dijaga untuk mengantisipasi kejadian yang dialami Ratna Sarumpaet. Namun, yang bersangkutan tidak merinci jumlah anggota LPI yang menjaga rumah Neno.

“Untuk antisipasi perbuatan jahat dari para preman politik yang sekarang sudah mulai menggunakan kekerasan fisik sebagaimana yang terjadi pada Ibu Ratna Sarumpaet,” ujar pengurus DPP FPI itu.

Pengamatan di kediaman Neno Warisman tampak ada beberapa lelaki yang berjaga di depan rumah Neno. Mereka terlihat mengamati pengendara yang lalu lalang.

Sebelumnya, aktivis gerakan #2019GantiPresiden Ratna Sarumpaet dianiaya oleh orang tak dikenal saat berada di Bandung, Jawa Barat.

Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut Ratna Sarumpaet dianiaya di dalam mobil di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

Berdasarkan pengakuan Ratna, kata Dahnil, peristiwa itu terjadi 21 September. Namun Ratna tidak langsung memberitahu siapapun karena merasa takut.

“Tanggal 21 September yang lalu. Jadi sudah lama, tapi kami baru tahunya tadi (Senin) malam. Ternyata beliau ketakutan dan trauma sehingga tidak mengabarkan ke siapa-siapa,” tutur Dahnil.(kl/swamedium)