Cak Anam: NU Itu Barisan Kiai, Bukan Sindikat Politik

Eramuslim – nya Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) tergoda akan gemerlap dunia atau politik kekuasaan. Saat ini, NU justru menghadapi ujuan terberat.

Pandangan itu disampaikan  Choirul Anam, pendiri sekaligus pembina ormas Pergerakan Penganut Khittah Nahdliyah (PPKN) itu.

Ia mengatakan, dalam sejarah perjalanan NU yang hampir berusia satu abad ini, belum pernah terjadi ujian seberat sekarang. Khususnya, fenomena perubahan paradigma di tubuh ormas Islam terbesar dan pertama di Indonesia itu.

Sejak zaman Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari memimpin NU sampai dengan yang terakhir Rais Aam KH MA Sahal Mahfudh, mereka selalu istiqamah pada posisi tertinggi yang diamanatkan.

“Rais Aam itu jantung NU, kini sudah diambil Jokowi,” jelas Cak Anam–sapaan akrabnya seperti dilansir RMOL Jatim, Selasa (19/3).

Cak Anam menegaskan, paradigma NU itu adalah kebenaran dan keadilan serta mengajak pada orang-orang berbuat baik. Namun, sambung dia, saat ini paradigma itu digunakan secara keliru dan dipakai justru politik untuk berbicara kekuasaan dan kepentingan.

“NU itu barisan kiai, bukan sindikat politik,” tegas Cak Anam.

Gejala melencengnya NU dari paradigma aslinya, tambah Cak Anam, terlihat diaman NU saat ini menjadi partisan dan berada di bawah kendali partai politik.

“Ormas Islam di bawah kendali partai politik. Itu namanya akal belum sehat,” demikian Cak Anam. (rmol)


BEST SELLER BUKU PEKAN INI, INGIN PESAN? SILAHKAN KLIK LINK INI :

https://m.eramuslim.com/resensi-buku/resensi-buku-diponegoro-1825-pre-order-sgera-pesan.htm