Dimana Kamu Saat Kerusuhan 98? Sibuk Menulisi Kata “Pribumi”?

Manusia dicuci otak bahwa ‘pribumi’ adalah momok. Padahal pribumi tidak meneriakkan ‘taik nenek lo sialan’, tidak meruntuhkan pagar, tidak membakar lilin, dan tidak menyampah di ibukota.

Pribumi Harga Mati, yaitu lawanlah kata pribumi itu maka kau akan dihargai sampai dirimu senang setengah mati. Maka PRIBUMI dipolitikkan, disara-sarakan, dan dipermasalahkan.

Oleh siapa..? Oleh orang-orang yang tak mau mengakui bahwa napas yang menghidupi tubuh mereka itu kini, adalah hasil tukar nyawa para pendekar Pejuang Pribumi dahulu.

ALLAHU AKBAR..!

Jangan bersedih.
Jangan menyerah.
Jangan anarkis.

Sikap pantang menyerah pribumi dalam melawan hegemoni kemunafikan dan kolonialisme dululah, yang telah menghasilkan Kemerdekaan kini.

Maka jangan sakit dan pasrah.

Raih lagi kemerdekaan berpendapat, berpikir, dan kebebasan berkata-kata.

Karena penjara yang sesungguhnya adalah ketika tubuhmu bisa melangkah, matamu nanar menatap langit, hatimu berdegub dirasuk rindu keadilan, tapi pikiranmu diberangus dan mulutmu dibisukan.

Lakukan perlawanan seperti tegak gagahnya para pejuang Laskar Pribumi!

Sekali lagi..!!

Oleh: Agi Betha (Wartawan senior) (kl/pi)