Hasto Disebut Sudah Mengamuk Hantam Sana Sini, Tantrum?

eramuslim.com – Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi menyebut sikap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam beberapa waktu terakhir kekanak-kanakan.

Menurut Teddy, Hasto telah “mengamuk hantam sana sini” dengan berbagai tuduhan yang tendensius tanpa bukti valid.

“Dalam beberapa minggu ini, Hasto mengamuk hantam sana sini dengan berbagai tuduhan yang kekanak-kanakan,” ujar Teddy dalam keterangannya di aplikasi X @TeddGus (9/4/2024).

Teddy menggambarkan sikap Hasto sebagai jenis tantrum, khususnya tantrum downstairs.

“Ini namanya Tantrum. Tipe Tantrum Hasto adalah Tantrum downstairs,” sebutnya.

Menurutnya, ketika Hasto tidak mendapatkan keinginannya, dia cenderung meluapkan kekesalannya dengan mengamuk dan menghantam segala arah.

“Ketika tidak mendapatkan keinginannya, maka dia mengamuk hantam sana sini, untuk meluapkan kekesalan,” Teddy menuturkan.

Dalam menangani Tantrum downstairs seperti ini, Teddy menyarankan untuk mendiamkannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

“Untuk menangani tantrum downstairs, adalah dengan mendiamkan seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” tukasnya.

Teddy bilang, hal ini bukan hanya sebagai reaksi terhadap sikap Hasto, tetapi juga sebagai informasi mengenai kesehatan yang perlu disampaikan kepada masyarakat.

“Ini info kesehatan,” tandasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan rencana Presiden Jokowi dalam mempertahankan kekuatan politiknya.

Rencana itu, kata Hasto, dengan menguasai dua partai politik utama, yakni Golkar dan PDIP.

Operasi politik ini dilakukan beberapa bulan sebelum tahapan Pemilu 2024 dimulai.

Hal itu diungkapkan Hasto dalam acara Bedah Buku ‘NU, PNI, dan Kekerasan Pemilu 1971’ karya Ken Ward (1972) di kawasan Cikini, Jakarta Pusat pada Selasa (2/4/2024).

Menurut Hasto, dalam kabinet Jokowi terdapat menteri penuh kuasa dan menteri sangat penuh kuasa.

Menteri yang diberi tugas untuk menjembatani pengambilalihan kursi ketua umum PDIP disebut sebagai menteri penuh kuasa alias “power full.”

Hasto mengklaim bahwa Jokowi ingin menjadikan PDIP dan Golkar sebagai kendaraan politiknya ke depan.

Dia juga menyinggung bahwa upaya pengambilan kekuasaan di PDIP bukanlah hal baru.

Sebagai contoh, pada Era Orde Baru, juga ada upaya kudeta terhadap Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum PDI.

Namun, karena upaya Jokowi untuk merebut kekuasaan tertinggi di PDIP tidak berhasil, Hasto mengungkapkan bahwa kini ada upaya dari kubu Jokowi untuk membentuk koalisi partai politik yang besar sebagai kendaraan politiknya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar