Heboh Media Israel Sebut Indonesia Setuju Normalisasi Hubungan, Begini Penjelasan Kemenlu

eramuslim.com – Kementerian Luar Negeri memastikan bahwa pemerintah Indonesia tidak memiliki rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam, 11 April 2024.

Pernyataan tersebut menyusul kabar dari media Israel bahwa Indonesia setuju untuk menormalisasi hubungan, sebagai imbalan persetujuan Israel atas keanggotaannya dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Israel dan Indonesia telah mengadakan pembicaraan mengenai normalisasi hubungan antara kedua negara selama tiga bulan terakhir, menurut situs berita Ynet.

Dalam laporan yang tidak mengutip sumber mana pun, Ynet menulis bahwa Israel akan berhenti menghalangi upaya Indonesia untuk bergabung dengan OECD – organisasi yang kerap dijuluki “klub negara kaya” – sebagai imbalan atas terjalinnya hubungan formal dengan Israel.

Organisasi tersebut mensyaratkan kesepakatan bulat di antara semua negara anggota untuk menerima anggota baru. Israel sebelumnya dikabarkan menghalangi keanggotaan Indonesia dengan alasan tidak ada hubungan diplomatik.

Laporan tersebut mengatakan OECD juga terlibat dalam pembicaraan normalisasi hubungan. Media Times of Israel mengatakan seorang pejabat Israel kemudian mengonfirmasi laporan tersebut kepada mereka.

Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal mengatakan proses Indonesia untuk bergabung OECD “akan memakan waktu cukup panjang”. Sesuai rencana, ia berkata peta jalan menuju keanggotaan Indonesia akan diadopsi pada Mei mendatang, dan “banyak sekali” hal yang harus dipersiapkan Indonesia.

Iqbal menjelaskan bahwa setiap negara memerlukan waktu berbeda-beda dalam menyelesaikan proses keanggotaan di OECD.

“Semua tergantung kesiapan negara tersebut. Beberapa negara memerlukan waktu 3 tahun, beberapa lagi memerlukan lebih dari 5 tahun,” katanya, dalam pesan singkat kepada wartawan.

“Terkait isu pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel, saya tegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, terlebih di tengah situasi kekejaman Israel di Gaza saat ini,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa posisi Indonesia “tetap kokoh mendukung kemerdekaan Palestina” dalam kerangka solusi dua negara dan akan selalu konsisten membela hak-hak bangsa Palestina.

Indonesia Tegas Bantah Isu Normalisasi

Pemerintah Indonesia sebelumnya telah membantah isu normalisasi hubungan dengan Israel yang beberapa kali muncul di media asing.

Pada awal Maret, media Jewish Insider menerbitkan artikel yang mengatakan Indonesia bekerja sama dengan Israel untuk mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Gaza pada 2023, dan bahwa itu “membiarkan pintu terbuka” bagi kemungkinan hubungan diplomatik kedua negara yang sebelumnya ditunda.

Merespons hal tersebut, Iqbal mengatakan Kementerian Luar Negeri berkomunikasi dan berkoordinasi “dengan berbagai pihak” dalam proses evakuasi WNI dari Gaza saat itu. Ada sepuluh orang WNI yang menetap di Gaza ketika Israel mulai menyerang wilayah kantong tersebut pada Oktober 2023.

“Proses evakuasi ini sepenuhnya misi kemanusiaan yang tidak ada kaitannya dengan isu normalisasi hubungan atau isu politik apapun,” kata Iqbal dalam pesan singkat kepada media pada Kamis, 7 Maret 2024.

Jewish Insider pada Februari lalu juga melaporkan bahwa Indonesia dan Israel berencana mengumumkan normalisasi hubungan diplomatik sebelum tertunda oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan perang Israel di Gaza setelahnya, mengutip tiga sumber anonim yang terlibat dalam negosiasi.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Eli Cohen selaku Menteri Luar Negeri Israel saat itu telah menyetujui rancangan akhir perjanjian normalisasi hubungan kedua negara sebagai langkah pertama menuju hubungan diplomatik penuh, kata para sumber. Politikus Andi Widjajanto yang pernah menjabat Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) disebut terlibat dalam negosiasi sebagai penasihat senior Jokowi.

Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak tahu-menahu soal pertemuan tersebut.

“Kementerian Luar Negeri tidak mengetahui sama sekali mengenai pertemuan ini,” kata Iqbal lewat pesan singkat pada Kamis, 29 Februari 2024.

Perihal kaitan normalisasi hubungan Indonesia-Israel dengan OECD, Nikkei Asia pada 4 Februari 2024 mengutip sumber-sumber diplomatik yang mengatakan bahwa Israel menyuarakan keberatannya dalam memulai proses aksesi Indonesia.

Israel tampaknya tidak serta-merta menentang keanggotaan Indonesia, menurut media Jepang itu, namun menyebut situasi di Timur Tengah dan tiadanya hubungan diplomatik sebagai alasan. Israel, yang sedang membombardir Gaza sejak Oktober 2023, telah mendapat kecaman keras dari Indonesia atas hal itu. Indonesia juga tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Kementerian Luar Negeri saat itu juga menepis kabar tersebut. Iqbal mengatakan pembahasan mengenai keanggotaan baru OECD sepenuhnya bersifat internal di antara negara-negara anggota.

“Sehingga Indonesia tentu saja yang belum menjadi anggota tidak terlibat di dalam pembahasan tersebut,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta Pusat pada Senin, 5 Januari 2024.

“Kedua, Indonesia tidak melihat adanya kaitan antara sikap konsisten Indonesia mendukung Palestina selama ini dengan keanggotaan Indonesia di OECD,” kata dia.

 

(Sumber: Tempo)

Beri Komentar