Jangan Bohongi Rakyat, LRT Palembang dan LRT Kuala Lumpur Tidak Sebanding

Karenanya, Arief meminta pemerintah tidak membohongi rakyat dengan cara membandingkan proyek LRT yang biasa-biasa saja teknologi dan lokomotif buatan dalam negeri dibandingkan dengan proyek LRT dengan teknologi yang lebih modern dengan lokomotif buatan Jepang yang super canggih.

“Project LRT Palembang 13 stasiun tanpa lintasan Under Ground biaya Rp 473 miliar per kilometer sedangkan LRT di Malaysia Rp 817 miliar untuk 26 stasiun pemberhentian dan lintasan Under Ground sepanjang 2 Km, yang tentu saja lebih mahal,” ujarnya.

Lalu, lanjut Arief, di Malaysia cost tenaga kerja jauh lebih mahal, pembebasan harga tanahnya juga lebih mahal karena tanah di Kuala Lumpur harganya jauh lebih mahal dari Palembang.

Selain itu, kualitas kontruksi juga juga lebih bagus dibandingkan LRT di Indonesia yang pernah ambruk seperti proyek LRT Pulomas.

“Jadi memang sangat mahal kalau proyek LRT KW3 dihargai Rp 473 miliar per kilometer dibandingkan proyek LRT KW1 yang dihargai Rp 817 miliar per kilometer,” demikian Arief.

Arief pun  mendorong agar audit proyek tersebut segera dituntaskan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk selanjutnya dikirim ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (tsc)