Kisah Lasimin, Bapak Empat Anak yang Jadi Saksi Meletusnya Gunung Semeru

“Alhamdulillah, akhirnya saya dapat kabar kalau mereka baik-baik saja. Tapi, mereka ada di tempat-tempat pengungsian berbeda. Tidak apa-apa, yang penting semuanya selamat,” ungkapnya, dikutip dari Antara.

Kampung Paling Terdampak

Sampai saat ini, ia dan keluarganya belum bisa kembali ke rumah lantaran akses jalan di perkampungan tempat tinggalnya tertimbun abu dan material lain. Alhasil, Lasimin berbesar hari karena barang-barang di rumahnya belum bisa diamankan.

“Rumah saya tidak tertimbun, tapi tidak bisa ke sana karena banyak material. Makanya barang-barang yang tersisa tidak bisa diamankan dulu,” tuturnya.

Kampung Renteng menjadi lokasi paling terdampak oleh erupsi Gunung Semeru. Beberapa warganya dinyatakan hilang dan belum ditemukan. Di lokasi tersebut juga ditemukan sejumlah hewan ternak mati. Selain itu, puluhan rumah tertimbun abu material dan awan panas guguran.

Pada Sabtu (4/12) sore itu, Gunung Semeru mengeluarkan asap panas. Hujan abu mengguyur daerah di sekitarnya. Warga yang tinggal di perkampungan sekitar gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu bergegas mengungsi ke tempat-tempat yang dianggap aman dari guguran awan panas.

Bersama dengan peristiwa itu, terdapat dua truk yang terjebak abu material. Sang sopir terpaksa meninggalkan truk yang dikemudikannya. Ia naik ke atap warga untuk menghindari awan panas guguran.

Sementara itu, beberapa warga lainnya masih sempat menyelamatkan barang-barang mereka yang tertinggal di rumah. Kasur, meja, kursi, televisi dan berbagai perabotan rumah tangga lain diboyongnya ke tempat-tempat pengungsian.[merdeka]