Peran Intelejen Belanda atas Klaim Wali Songo Dari Cina

Semua ini adalah contoh-contoh yang berbeda dan membingungkan, bagaimana yang beredar berbeda-beda. yang dituliskan oleh profesor sejarah berbeda dengan yang ada di buku sekolah, yang di buku sekolah sekarang mengutip dari mana? Saran saya, ini sudah terbukti penulisan sejarah di Indonesia baik di buku sejarah yang formal dan buku sejarah yang beredar di media sosial, ambruadul dan sangat bertolak belakang. Banyak yang awal muasalnya tidak valid, karena kebanyakan penelitian itu 100% orang asing yang mereka saling membantah.

Oleh karena itu, kalau penelitian belom final harus dituliskan kalau ini belom final agar tidak terjadi kesalahpahaman. Saran saya harus dilakukan kembali penelitian mendalam mengenai hal ini semuanya, mungkin perlu dibentuk suatu komisi. sehingga dapat disebarluaskan secara terstruktur, sistematis, dan masif. sehingga generasi selanjutnya tidak kebingungan membaca sumber yang bertolak belakang.

Selain itu, harus berbagai sumber jangan satu sumber. Cobalah anak bangsa pribumi yang melakukan penelitian jadi dari kacamata pribumi jangan terus melulu dari Belanda.(jk/sumber: Republika Online)

Penulis: Muhammad Subarkah