Jubir BPN: Sikap PSI Tolak Perda Syariah Berbahaya Bagi Pancasila

Eramuslim – Dahnil Anzar Simanjuntak selaku Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi menilai bahwa saat ini terdapat pihak yang berupaya memisahkan nilai-nilai agama dengan ideologi bangsa. Salah satunya adalah upaya menolak Peraturan Daerah berlandaskan agama karena dianggap tidak sesuai dengan semangat persatuan.

“Sejak awal Indonesia berdiri, melalui nilai-nilai agama menjiwai ideologi kebangsaan Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai keagamaan. Sila Pertama saja secara terang menjadi simbolisasi nyata bahwa Indonesia bukan negara sekuler, namun negara yang menempatkan agama sebagai bagian penting dari kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Dahnil saat dihubungi, Kamis (15/11).

Dia menilai perda syariah yang ditolak oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) atau kelompok pendukung Jokowi tersebut, padahal berasal dari kearifan lokal. Daerah-daerah yang berusaha menerapkan perda berlandasakan suatu agama tertentu itu lantaran kearifan lokal yang telah berlaku sejak lama.

“Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara beberapa UU kita diatur dengan merujuk syariat. Contoh UU pernikahan. Bahkan, praktik ekonomi syariah merujuk kepada syariat Islam. Jadi, ideologi kita yakni Pancasila sama sekali bukan ideologi yang sekuler yang mencampakkan nilai-nilai agama digeser sekedar menjadi urusan individu,” terangnya.

Selain itu, Dahnil juga meyakini bahwa Perda syariah yang diterapkan di Provinsi Aceh merupakan salah satu bukti kearifan lokal yang diterapkan menjadi peraturan pada daerah tersebut.

“Begitu pula dengan upaya menjadikan Manokwari sebagai Kota Injil pertama di Indonesia. Ini juga merupakan kearifan lokal,” katanya.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu malah mengingatkan bahwa kehidupan berbangsa yang berlandaskan pancasila yang terpenting adalah menjaga toleransi antara umat beragama. Bukan malah sebaliknya.