Politik Subuh Ma’ruf, Militansi Ulama dan Upaya Bendung 212

“Itu sakral karena tak semua orang bisa melakukan seperti itu. Salat subuh merupakan ujian militansi kepada Tuhan, apalagi berjamaah, kuat iman dan hatinya kepada tuhan dan itu berdampak menjadi soliditas antar jemaah,” kata Adi.

Selain itu, Adi juga menilai kegiatan Ma’ruf di kala subuh itu sekaligus ingin membendung kekuatan subuh berjamaah yang selama ini kerap dilakukan oleh kelompok alumni 212.

 

Tak hanya sekadar aksi di jalanan, kelompok alumni 212 diketahui kerap kali menggelar kegiatan salat subuh berjamaah di beberapa wilayah. Alumni 212 ini pun identik dengan pendukung Prabowo-Sandiaga.

Melalui kegiatan subuh itu Ma’ruf dinilai sedang melakukan upaya tandingan untuk membangun kekuatan dari kekuatan kelompok Islam lainnya, seperti NU agar solid mendukung Jokowi-Ma’ruf di pilpres.

“Itu sebenarnya ingin membelah kekuatan 212 dan kekuatan Islam lainnya itu biar enggak mengarah kepada Prabowo, namun ke Jokowi- Maruf,” ujar Adi.

Ia mengatakan, Ma’ruf sedang membangun narasi untuk menempatkan kelompok-kelompok Islam, terutama kelompok NU sebagai kelompok potensial agar dukungannya tak terpecah di pilpres.

NU sendiri merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia yang memiliki jumlah anggota paling banyak ketimbang ormas Islam lainnya di Indonesia.

Ma’ruf, kata Adi, telah menunjukkan bahwa subuh berjamaah dan deklarasi dari kiai dan ulama NU sebagai sesuatu yang sakral karena digelar ketika waktu subuh. (Cnni)