Salim Said: Seperti Trump, di Indonesia Banyak Yang Tak Mampu Bedakan Mana Teroris Mana Islam

Eramuslim.com – Gurubesar Universitas Pertahanan Prof. Salim Said mengaku terkejut dengan berita yang diterbitkan oleh media sebesar New York Times (NYT). Pemberitaan yang diterbitkan belum lama itu menegaskan posisinya yang membela Ikhwanul Muslimin (IM) terhadap Presiden AS Donald Trump.

“Ini pertama kali dalam sejarah. Disitu dituliskan kesalahan terbesar Trump dia tidak bisa bedakan mana teroris mana umat Islam,” kata Salim pada acara Urun Rembug Kelirumonologi bertema Islam di Indonesia yang diselenggarakan oleh Jaya Suprana Institute di Mall of Indonesia, Jakarta, Kamis malam (23/2).

Salim pun mengakui jika kesalahan Trump itu juga menjangkiti masyarakat Indonesia saat ini. Menurut Salim tidak sedikit ia temukan masyarakat Indonesia yang salah paham melihat Islam hari ini, termasuk beberapa mahasiswanya.

“Ada mahasiswa saya, tesisnya masalah Tionghoa di Indonesia. Dia jujur sama saya kalau dia milih Ahok. Alasannya yang buat saya kaget, ternyata dia pilih Ahok karena ketakutan kalau Islam menang. Intinya semua lawan Ahok dianggap akan bangkitkan Islam. Saya bilang mahasiswa saya itu. Dia sudah salah paham dengan Islam. Banyak yang tidak paham Islam di Indonesia seperti apa,” kata Salim.

Dia pun bercerita teringat akan cerita Letnan Jenderal TNI (Purn) TB Simatupang yang mengatakan jika saja Masyumi dan PNI tidak bekerjasama, maka dwi fungai tidak akan ada di Indonesia. Akibat perpecahan yang terjadi di medio 1954 hingga 1959 terjadi puncak perpecahan di Indonesia yang berakibat pada intervensi pihak ABRI.

“Saya takut sekali keadaan sekarang banyak terjdi ketidak mengertian, paranoid, tidak bisa bedakam Islam yang kayak saya anut dengan radikal. Memang semua dunia ada gerakan radikal, tapi jangan disamakan semua. Di Indonesia sedang berproses. Saya minta ini diperhatikan. Kalau salah mengerti soal Islam bisa kacau,” demikian Salim. (jk/rmol)