Samik Ibrahim: Ulama Minang Pemrotes Pemerintah Kolonial

Di awal kemerdekaan, kembali nama Samik Ibrahim mengemuka. Bertempat di rumahnya di Jl. Palinggam 14 Padang bersama beberapa tokoh terkemuka, memutuskan untuk mengambil alih kantor/ gudang senjata Jepang dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di kantor Nippon Ungko Kaysha –yang berlokasi di Teluk Bayur.

Selain itu, Samik juga menghasilkan putusan penting, terutama dalam sejarah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut –yang menjadi cikal bakal TNI-AL. Samik Ibrahim yang ditunjuk sebagai Kepala Keuangan, membantu menyebarluaskan susunan TKR Laut yang merupakan inti utama dalam rapat pembentukan TKR Laut. Beberapa nama yang masuk dalam list daftar nama itu, antara lain: Nizarwan (komandan TKR Laut), Wagimin (komandan ketentaraan), Zakir Hamzah (komandan markas), Wahab, Johan Rajo Intan, dan Khaidir (bagian tata usaha) (Pusat Sejarah ABRI, 1971)

Para pemuda revolusioner kemudian tergerak berbondong-bondong, untuk mendaftar menjadi calon tentara  TKR-LAUT. Dalam hitungan hari telah tersusun satu batalion TKR-LAUT yang terdiri atas tiga kompi pasukan. Dari pemuda-pemudi militan tersebut juga dibentuk “tentara semut” yang terdiri dari bocah cilik berusia 6-15 tahun, dengan tugas sebagai pasukan pengintai dan penyebar bom waktu dan molotov. (rol)

Oleh: Fikrul Hanif Sufyan, pemerhati sejarah lokal Sumatera Barat