Sukmawati Ingin Mendelegitimasi Pejuang Islam dalam Kemerdekaan Indonesia

Eramuslim – Pengamat politik dan sosial Muhammad Yunus Hanis mengatakan Sukmawati Soekarnoputri merasa berkuasa dan tidak kapok melecehkan Islam dengan mempertanyakan peran Nabi Muhammad dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dibandingkan Soekarno.

“Para pejuang kemerdekaan itu spiritnya dari Nabi Muhammad SAW. Tokoh-tokoh pejuang seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, KH Hasyim Asy’ari terinspirasi ajaran Rasululullah dalam mengusir penjajah,” ungkapnya, Kamis (14/11/2019), dilansir Suaranasional.

Kata alumni pascasarjana sosiologi UGM, pernyataan Sukmawati ingin mendelegitimasi peran pejuang kalangan Islam dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

“Sukmawati hanya anak biologi Soekarno bukan ideologi. Soekarno mengakui spirit ajaran Nabi Muhammad dalam merebut kemerdekaan Indonesia,” jelas Muhammad Yunus.

 

Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri mempertanyakan peran Nabi Muhammad SAW dalam merebut kemerdekaan Indonesia dibandingkan Soekarno.

“Sekarang saya mau tanya, yang berjuang di abad 20 itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno? Untuk kemerdekaan Indonesia?” tanya Sukmawati dalam diskusi bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’, Senin (11/11/2019).

Pertanyaan tersebut sempat ingin dijawab oleh beberapa peserta diskusi. Salah satu yang diperbolehkan menjawab ialah mahasiswa UIN, Jakarta, Maulana.

“Memang benar, pada saat awal abad ke-20 itu yang berjuang adalah insinyur Soekarno…..,” jawab Maulana.

“Sudah cukup saya tanya itu saja,” potong Sukmawati.

Sukmawati menolak adanya anggapan seorang muslim tidak boleh menghormati sosok selain Nabi Muhammad.

“Memangnya kita tidak boleh menghargai, menghormati orang-orang mulia di awal-awal atau di abad modern? Apakah yang selalu menjadi suri tauladan itu hanya nabi-nabi?” Tanyannya.

“Ya oke nabi-nabi, tapi perjalanan sejarah seperti revolusi industri, apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alfa Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia?”

“Saya pikir-pikir Anda tidak benar kalau untuk tidak menghargai dan menghormati mereka-mereka yang berbudi mulia,” jelas Sukmawati. (sn)