Tak Disangka, Prabowo Paham “Isy Kariman aw Mut Syahidan”

PS selalu bersemangat ketika sampai pada soal keadilan. Soal kemiskinan. Ketidakberdayaan rakyat kecil, dlsb. Beliau selalu berapi-api tentang kedaulatan bangsa dan negara yang sekarang menjadi leceh gara-gara kecerobohan para penguasa.

Pengantar Pak PS mengalir apa adanya. Kelihatan jelas beliau menguasai materi yang dia uraikan. Terstruktur dan terarah. Selalu dengan artikulasi dan akurasi yang tidak diragukan. Dia mengerti dan menguasai sepenuhnya persoalan mendasar yang membuat Indonesia menjadi terjajah secara ekonomi. Yang didikte oleh negara lain. Indonesia yang dikusai oleh orang asing. Dan didominasi oleh segelintir pemilik modal kelas konglomerat.

Tibalah beliau pada solusi untuk problem-problem yang fundamental. Berlanjut ke penjelasan tentang cara untuk menjabarkan solusi itu. Pak PS sangat ‘passionate’ (sepenuh hati) ketika menguraikan keinginan beliau untuk menyelamatkan Indonesia dari ‘mismanagement’. Indonesia yang babak belur akibat ‘malpraktik’ yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan.

Ketika sampai di sini, Prabowo mengatakan dia akan berjuang keras, sekuat tenaga. Beliau mulai mengeluarkan slogan-slogan yang lumrah dikutip oleh para pejuang yang siap mengorbankan apa saja. Termasuk mengorbankan nyawa sekali pun.

Pak PS berbicara semakin dalam. Beliau mengatakan, kalau harus mati untuk memperjuangkan kedaulatan Indonesia, keadilan dan kepentingan umat, tidak masalah. Itu kata Prabowo.

“Sebab, mati itu pasti. Kematian itu pasti. Mati untuk memperjuangkan kemaslahatatan umat, berarti mati syahid,” ujar PS.

Kemudian, tersebutlah oleh Pak Prabowo slogan yang sangat populer di kalangan para pejuang umat. Slogan inilah yang tak pernah saya sangka akan diucapkan oleh beliau.

“Isy Kariman au Mut Syahidan,” kata Pak PS sambil menjelaskan arti slogan ini. “Hidup Mulia atau Mati Syahid.”

Sewaktu menjelaskan slogan ini, saya agak tersentak. Sebab, selama ini yang saya dengar beliau itu mengaku belum banyak tahu agama. Dia tidak pernah berpura-pura paham. Tidak bersedia ditawarkan menjadi imam sholat. Beliau tidak berusaha mencitrakan diri dari sisi keberagamaan.