Tak Yakin Singapura Rajin Pantau Pengajiannya, UAS: Siapa Sebetulnya yang Sampaikan Poin-poin itu ke Mereka?

Keheranan UAS itu bukan tanpa alasan. Karena, dirinya sempat juga dilarang atau dideportasi saat hendak memasuki negara lain.

“Kita kan bisa baca dari indikasi Bang Refly, akhir 2018 saya ada jadwal ke Timor Leste. Programnya 3, ketemu dengan Pak Xanana Gusmao, ketemu uskup dan tablig akbar di Masjid besar Timor Leste, dan semua sudah diurus, saya dapat visa, saya pun berangkat. Sampai di Airport, tim saya masuk, saya ditahan. Saya tanya, kenapa saya tidak boleh masuk? Karena kami baru dapat sejam yang lalu faks dari Jakarta bahwa ustaz adalah teroris,” beber UAS.

“Jadi, saudara kita di Timor Leste dapat infonya dari sini. Lalu kemudian saya pernah disetop tidak boleh masuk di Swiss. Saya tanya kenapa tidak boleh masuk? Mereka tunjukkan print, dia tunjuk gambar pernah diusir dari Amsterdam waktu ngasih seminar. Karena sudah diusir di Amsterdam kami takut buat keributan juga nanti di Swiss,” sambung UAS.

UAS pun kembali merasa heran pihak Swiss mendapatkan info tersebut dari mana. Dan ternyata kata UAS, data tersebut berasal dari Indonesia.

“Dari mana orang Swiss bisa dapat print? Dari Indonesia. Siapa yang ngirim? Itu lah namanya teori konspirasi. Konspirasi itu tidak bisa diungkap. Kalau bisa diungkap, ya tidak konspirasi. Untuk membusukkan,” pungkas UAS. [RMOL]