Tanggapi Tudingan Rekayasa, Novel Baswedan: Saya Tidak Risau, Itu Orang Awam

Apa reaksi Anda ketika mendengar Presiden Jokowi kembali menambah tenggat waktu bagi tim teknis lapangan mengusut kasus ini hingga awal Desember?

Sejak awal saya konsisten saya katakan bahwa (kasus) tidak akan diungkap dengan sungguh-sungguh. Bahkan saya bilang, beberapa petinggi polri saat itu pun memberi tahu saya sebaiknya bisa mendorong presiden untuk membentuk TGPF, dan itu saya sampaikan. Dan ternyata saya sudah meyakini hal-hal seperti itu, berarti tidak ada kesungguhan. Sekarang begini, kalau memang masalah saya saja yang dilihat, itu semua serangan ke orang-orang KPK itu tidak ada satu pun yang diungkap. Kalau dibilang CCTV tempat saya itu sulit, pertanyaannya, serangan ke pegawai lainnya yang CCTV-nya jelas juga tidak diungkap. Artinya alasan yang disampaikan bisa apa pun. Cuma bagi saya begini loh, saya sudah katakan serangan kepada saya ini saya ikhlas, saya maafkan pelaku bahkan. Cuma saya tetap akan protes, saya akan tetap bersuara untuk ini diungkap. Kenapa? Sebab kalau saya diam, sama saja saya berkontribusi untuk pelaku ini menyerang orang lain lagi nantinya. Saya melihat ini jadi ukuran apakah ada keseriusan untuk pemberantasan korupsi didukung atau tidak. Itu jadi ukuran. Ingat loh yang dikatakan beberapa aktivis, bukan cuma orang KPK saja, ternyata banyak orang NGO atau masyarakat yang berjuang memberantas korupsi diserang juga kan, dan tak ada yang terungkap. Itu mestinya jadi keprihatinan.

Wajah kabinet telah berganti, kapolri pun juga telah berganti. Muncul harapan baru kah bahwa kasus ini akan segera terungkap?

Sekarang isu itu tumpuk-tumpuk. Kita baru ngomongin ini, terus UU KPK diganti yang melemahkan bahkan mematikan KPK. Terus kita mau berharap apalagi sama situasi seperti itu? Hal yang paling penting saja dibegitukan, apalagi hal yang kemudian dibilang tadi masalah pribadi. Masa sih akan dijadikan hal penting. Isu KPK saja dibuat sebaliknya. Memang saya lihat tidak ada kesungguhan. (rap/vlz)

Wawancara untuk DW Indonesia dilakukan oleh Prihardani Ganda Tuah Purba dan telah diedit sesuai konteks.[dtk]