TERANG BENDERANG…! Rusia Bongkar Eksperimen Covid Di Lab AS Ukraina, Siti Fadilah: Sudah Bukan Konspirasi! Kejahatan Pasti Terungkap!

eramuslim.com – Akhirnya kebenaran Covid-19 sebagai senjata biologi yang direkayasa di laboratorium terungkap. Baru-baru ini Kementerian Pertahanan Rusia menemukan bukti eksperimen virus Corona pada kelelawar di 30 laboratorium senjata biologi milik Amerika Serikat di Ukraina.

“Cepat atau lambat kejahatan pasti terungkap. Jadi Covid adalah tidak natural tapi rekayasa si laboratorium AS di Ukraina untuk senjata biologi sudah bukan konspirasi lagi karena sudah disiarkan terbuka oleh Rusia,” demikian mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari kepada Bergelora.com.di Jakarta, Senin.(14/3).

Ia mengatakan percuma saja jika masih ada yang mencoba membantah dan menutupi kenyataan yang sudah diketahui seluruh dunia.

“Membantah dan menutupi justru membahayakan umat manusia sedunia. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana mengatasi masalah itu, bukan ikut menutupi, yang bisa mengorbankan lebih banyak orang,” tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (10/3/2022) mengumumkan dokumen yang menunjukkan laboratorium biologi yang disponsori Amerika Serikat (AS) di Ukraina melakukan eksperimen dengan sampel virus corona dari kelelawar.

Lab biologi di Ukraina tersebut mempelajari kemungkinan penularan flu babi Afrika dan antraks melalui unggas, kelelawar, dan reptil, juru bicara Kemenhan Rusia Igor Konashenkov di Moskwa.

Catatan yang ditemukan oleh Rusia menegaskan, lab biologi ini menyelidiki penularan patogen oleh burung liar yang terbang di antara Ukraina dan Rusia serta negara-negara perbatasan lainnya, tambahnya.

Spesialis Rusia dari divisi perlindungan radiasi, kimia, dan biologi telah mempelajari dokumen tentang transfer biomaterial manusia yang diambil di Ukraina ke negara-negara asing atas instruksi perwakilan AS.”

“Yang menarik adalah informasi rinci tentang pelaksanaan proyek oleh AS di wilayah Ukraina untuk mempelajari transfer patogen dari burung liar yang bermigrasi antara Ukraina dan Rusia dan negara-negara tetangga lainnya,” katanya dikutip dari Anadolu Agency.