Wis Wayahe 2

Eramuslim – Wis Wayahe! Istilah ini dipopulerkan oleh para santri Sarang, asuhan K.H Maemoen Zubair (Mbah Moen). Prabowo yang duduk di atas “mobil kepresidenan”, milik Mbah Moen itu, diteriaki “Wis Wayahe” oleh para santri. Diiringi gemuruh shalawat dari ribuan santri. Ini terjadi saat Prabowo sowan ke ulama kharismatik ini.

Kata “Wis Wayahe” muncul sesaat setelah Mbah Moen mendoakan agar Allah menjadikan Prabowo presiden. Kata “Wis Wayahe” seperti senjata untuk mengaminkan doa Sang Kiyai.

“Wis Wayahe”, artinya sudah waktunya Prabowo jadi presiden. Jika benar takdir ini yang akan terjadi, maka tidak saja akan semakin menguatkan kharisma Mbah Moen, tapi juga “misteri doa” para santri.

Gelombang “Wis Wayahe” diyakini oleh banyak pengamat sudah menunjukkan tanda-tanda. Pertama, mengalirnya massa yang hadir di kampanye Prabowo-Sandi. Jumlahnya cukup besar. Mereka bukan hanya kerumunan sebagaimana potret surveinya Denny JA, tapi boleh jadi adalah para pemilih yang hijrah. Terbukti, dalam sejumlah survei, elektabilitas Prabowo-Sandi terus naik. Sebaliknya, elektabilitas Jokowi-Ma”ruf turun. Ini bukti adanya migrasi suara. Swing voters beralih dukungan dan undecided voters sudah mulai menentukan pilihan.

Kedua, adanya gelombang dukungan dari sejumlah tokoh berpengaruh. Hampir dari semua kalangan. Kelompok maupun personal. Mulai dari pengusaha, militer dan bahkan ulama.