WNI Sukses Bikin Alat Tes COVID-19, Kantongi Lisensi dari Eropa, AS, dan India

“Para tenaga medis bisa berfokus merawat pasien dengan gejala menengah-parah, alih-alih menghabiskan waktu untuk mengetes ribuan orang,” kata Santo di Jakarta, Kamis, 2 April 2020.

Ia mengaku ingin membantu pemerintah Indonesia untuk menyediakan alat tes pendeteksi virus corona secara mandiri. Hanya saja, perusahaannya belum mendapatkan persetujuan. “Kami berharap pemerintah bisa memberikan respons positif bagi inisiatif kami untuk membawa alat tes mandiri ini ke Indonesia,” ungkapnya.

Santo mengaku, pemerintah belum merespons permintaannya selama satu bulan lebih. Padahal, Badan Farmasi Eropa memberikan persetujuan dalam dua hingga tiga pekan. Saat ini, Santo dan timnya di Sensing Self mengembangkan solusi lain, yakni tes dengan asam nukleat (nucleic acid test).

Alat tes ini dianggap mampu mendeteksi sampai 99 persen, bahkan pada hari pertama pengguna terpapar Virus Corona COVID-19. Sebagai pembanding, salah satu ilmuwan Singapura bernama Jackie Ying juga mengembangkan alat uji untuk mendeteksi COVID-19 dalam 5 hingga 10 menit.

Santo Purnama dan Shripal Gandhi merupakan partner pendiri Sensing Self. Perusahaan ini bergerak dalam pengembangan alat tes kesehatan mandiri, untuk memberdayakan setiap orang agar dapat mendeteksi kesehatannya masing-masing dan mendapatkan pengobatan di tahap sedini mungkin.

Ia memiliki latar belakang ilmu komputer dan teknologi dari Purdue University dan Stanford University, sementara Shripal Gandhi merupakan lulusan terbaik jurusan teknik kimia dan biosains dari University of Mumbai dan University of California.

Mengutip situs Straits Times, Jackie yang merupakan kepala laboratorium Badan Sains, Teknologi, dan Riset (A*Star) milik Pemerintah Singapura ini menyebut alat itu ‘Cepat’.

Jackie menargetkan, otoritas berwenang memberikan lampu hijau untuk menggunakan alat itu dalam satu bulan. “Kami telah melakukan validasi klinis awal di KK Women’s and Children’s Hospital, hasilnya sangat sensitif dan akurat,” tutur dia.[viva]