NWO, Untold (5)

AKAR BERNAMA KABBALAH

cabalaJika ordo Sion didirikan oleh Godfroi de Bouillon pada tahun 1090, sembilan tahun sebelum dirinya memimpin penaklukan Yerusalem dari tangan kaum Muslimin. Lalu ada dokumen lainnya, yang diistilahkan oleh Henry Lincoln cs sebagai ‘Dokumen Biara’ yang malah menyatakan Ordo Sion didirikan tahun 1099, bertepatan dengan jatuhnya Yerusalem ke tangan pasukan salib pimpinan Godfroi de Bouillon. Maka sebelum ordo ini ‘didirikan’, adakah orang-orang dan tokoh-tokoh yang berada dalam kelompok tersebut bersatu dalam ikatan persaudaraan, ritual bersama, atau ikatan-ikatan lain yang benar-benar kuat? Apa yang sesungguhnya melatarbelakangi keberadaan mereka?

Harun Yahya merupakan peneliti Muslim asal Turki yang sangat serius mengkaji masalah ini. Tak banyak peneliti yang berhasil menemukan dan merangkai kepingan fakta sejarah seperti dirinya sehingga menghasilkan mosaik peristiwa masa lalu yang sangat menarik. Salah satu hipotesis Harun Yahya yang bernama asli Adnan Oktar ini tentang apa yang berada di balik Biarawan Sion (juga Templar, Freemason, dan sebagainya) adalah Kabbalah.

Harun Yahya mengutip sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason bernama Christopher Knight dan Robert Lomas, yang berjudul The Hiram Key. Buku itu mengungkapkan beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut para penulis ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar. Namun, selain itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.

Menurut tesis kedua penulis tersebut, para Templar ini mengalami perubahan besar secara keyakinan saat mereka berada di Yerusalem. Di tempat asal agama Kristen ini, mereka justru mengadopsi doktrin-doktrin lain yang lebih menjurus pada ajaran paganisme yang melenceng dari iman Kristen yang benar. Para Templar dikatakan menemukan sebuah rahasia yang terpendam dan tersembunyi di dalam Kuil Sulaiman di Yerusalem. Kebetulan, King Baldwin I yang juga menjadi Raja Terusalem memberi mereka sebuah markas di sayap kiri istananya yang dahulunya merupakan wilayah tempat berdirinya Kuil Sulaiman. Para Templar itu juga diketahui telah melakukan upaya penggalian tanah di dalam markas mereka untuk melakukan pencarian tersebut.

Christopher Knight dan Robert Lomas berpendapat bahwa para Templar sesungguhnya telah berbohong kepada Raja Yerusalem bahwa kedatangan mereka ke kota suci itu adalah untuk mengamankan rute para peziarah dari Jaffa ke Yerusalem dari segala gangguan yang mungkin timbul. Namun maksud kedatangan mereka yang sesungguhnya adalah untuk melakukan pencarian terhadap ‘harta karun’ Nabi Sulaiman yang dipercaya berada di bawah reruntuhan Kuil Sulaiman.