Proyek Patung-patung di Indonesia : Penghamburan Dana demi Menabung Dosa

Dengan dibuatnya patung Slamet Riyadi itu maka komplitlah Kota Solo itu dengan sarana kemusyrikannya: Yang satu sudah lama ada, namanya Kyai Slamet, dan yang baru menyusul namanya Patung Slamet.

Kyai Slamet itu kerbau milik Keraton Solo yang dikeramatkan, dialap berkahnya(disikapi dengan tabarruk, mencari berkahnya). Setiap malam satu Suro (tanggal 1 Muharram, tahun baru Hijriyah), kerbau-kerbau yang dipercayai membawa berkah itu dilepas tengah malam. Manusia berjajar berderet-deret di pinggir jalan untuk menyaksikan atau bahkan mencari berkahnya, yaitu di antaranya adalah tainya (maaf). Mereka menunggu tai kerbau itu untuk dijadikan seperti jimat, sesuatu yang dianggap memberi manfaat bahkan berkah. Itulah kemusyrikan yang nyata.

Kemudian disusul Patung Slamet, yang dari zaman Nabi Nuh as pun sudah dikenal bahwa patung itu adalah berhala yang kemudian mereka sembah. Kalau sekarang belum disembah, pembuatannya itu sendiri sudah mengakibatkan siksa yang amat sangat dahsyat di Hari Qiyamat.

Berikut ini keterangan Ibnu Qudamah dalam Kitabnya, Al-Mughni, juz 7:

ج 7:( 5674 )فَصْلٌ : وَصَنْعَةُ التَّصَاوِيرِ مُحَرَّمَةٌ عَلَى فَاعِلِهَا ; لِمَا رَوَى ابْنُ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ : { الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , يُقَالُ لَهُمْ : أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ } . وَعَنْ { مَسْرُوقٍ قَالَ : دَخَلْنَا مَعَ عَبْدِ اللَّهِ بَيْتًا فِيهِ تَمَاثِيلُ , فَقَالَ لَتِمْثَالٍ مِنْهَا : تِمْثَالُ مَنْ هَذَا ؟ قَالُوا : تِمْثَالُ مَرْيَمَ , قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ : إنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ } . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِمَا , وَالْأَمْرُ بِعَمَلِهِ مُحَرَّمٌ . كَعَمَلِهِ .

Fasal: Pembuatan gambar-gambar/ patung-patung (bernyawa –manusia atau binatang) diharamkan atas pembuatnya, karena berdasarkan apa yang diriwayatkan Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:

{ الَّذِينَ يَصْنَعُونَ هَذِهِ الصُّوَرَ يُعَذَّبُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ , يُقَالُ لَهُمْ : أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ }

Orang-orang yang membuat gambar-gambar/ patung-patung ini mereka disiksa di Hari Qiyamat, dikatakan kepada mereka: Hidupkanlah apa yang telah kamu ciptakan. (Muttafaq ‘alaih).

Dan riwayat dari Masruq, dia berkata: Kami bersama Abdullah masuk ke rumah yang di dalamnya ada patung-patung, maka dia berkata mengenai patung di antaranya: Patung siapa ini?

Mereka menjawab: Patung Mariam.

Abdullah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

: إنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

Sesungguhnya manusia paling keras siksanya di Hari Qiyamat adalah pelukis-pelukis/ pematung-pematung. (Muttafaq ‘alaih).

Dan perintah untuk mengerjakannya diharamkan (pula) sebagaimana (keharaman) mengerjakannya. (Ibnu Qudamah, Al-Mughni, juz 7, fasal 5674).