SALAM PAK SBY

Pak SBY,

Yang paling menyedihkan, saat proses gugatan, saat Pemilu sudah didepan mata, PD-KLB akan menawarkan kepada seluruh kader Anda untuk berhimpun di PD-KLB dengan kompensasi bisa ikut nyaleg, ikut Pemilu, ikut menikmati kue kekuasaan. Akankah kader PD-SBY pada situasi itu akan tetap loyal ? Atau akan bersikap Pragmatis, bedol deso ke kubu PD-KLB dan melanjutkan menikmati suksesi dan kue kekuasaan ?

Saya kira, seluruh kader Demokrat berhimpun di Partai Demokrat untuk tujuan kekuasaan. Bukan untuk ‘Pejah nderek Pak SBY’. Pilihan bedol deso itu sangat realistis, dan Pak SBY tidak bisa menghalangi, kecuali mampu memberikan garansi melalui PD-SBY kader tetap bisa nyaleg dan berkuasa.

Tidak ada pilihan lain Pak SBY,

Anda harus Full Power melawan. Ini bukan soal Partai Demokrat, ini juga Soal Reputasi Pribadi Anda dan nasib kelangsungan Generasi Anda (AHY). Saat ini pilihannya Anda hanya bisa berkoalisi dengan Rakyat, bukan dengan Partai Politik.

Lihatlah,

Tak ada satupun Partai Politik yang berempati, dengan mengunggah keprihatinan apalagi kecaman terhadap kelakuan KSP Moeldoko. Padahal, seluruh Partai juga berpotensi dikudeta dengan model yang sama.

Tinggal rakyat, yang bisa Anda ajak koalisi. Dengan syarat, Anda juga ikut bersuara membela masalah rakyat. Jika Anda, mengajak melawan hanya dalam isu Partai Demokrat, sudah pasti rakyat enggan bersama Anda karena perlawanan itu bisa disimpulkan untuk dan atas nama kepentingan Partai Demokrat saja, bukan untuk Rakyat.

Saat ini, saya terbuka menjembatani perlawanan, asal Demokrat juga habis-habisan melawan dan membela semua isu yang berkaitan dengan hajat rakyat. Sudah tak ada waktu, menyesali masa lalu, dimana Anda pernah mengangkat KSP Moeldoko menjadi Panglima TNI. [].