Sudi Jawa

Kontak terakhir saya dengan Pak Sudi terjadi tiga-empat bulan lalu. Saya meneleponnya: soal pengalaman disuntik Vaksin Nusantara.

Pak Sudi mengaku sehat-sehat saja. Saya sudah menuliskannya di Disway kala itu. Saya juga melihat fotonya yang segar bugar.

Setelah itu Pak Sudi beberapa kali menelepon saya. Beliau menjelaskan hubungannya dengan dokter Terawan. Tentu hubungan yang sangat dekat. Dokter Terawan adalah dokter kepresidenan. Hampir setiap kali Presiden SBY dinas ke luar negeri Sudi menyertai. Demikian juga dokter Terawan.

Sudi juga bercerita: sempat memfasilitasi pembelian mesin DSA untuk RSPAD. Sebelum itu Sudi sendiri menjalani ”brain wash” DSA di negeri asal penemuannya: Amerika Serikat. Yakni setelah ditemukan ada penyumbatan di saluran darah di otaknya. Terawan yang menemaninya.

Tapi bukan penyumbatan itu yang kambuh, yang menyebabkannya meninggal kali ini. Yang saya tahu Sudi juga punya sakit lain: yang banyak dialami laki-laki senior.

Suatu saat, sakitnya itu sempat membuatnya absen hampir dua bulan. Sampai harus diangkat Mensesneg ad interim. Kalau tidak salah ingat, Seskab Dipo Alam yang diminta merangkap jabatan Mensesneg.

Saya tidak pernah mendengar sakit lamanya itu kambuh kembali. Memang, ketika perjalanan pulang dari Amerika itu tiba di Kyoto, Sudi tergeletak di kelas ekonomi pesawat yang membawa rombongan presiden. Kencingnya berdarah. Sempat ada diskusi: dimasukkan rumah sakit di Kyoto atau terus dibawa pulang ke Jakarta.

Waktu itu Pak Sudi sudah pasrah. Bahkan sudah pamit-pamit. Sudah minta diampuni segala kesalahan.