Jerman Menyatakan Tidak Akan Dukung Berdirinya Negara Palestina

Meskipun pembicaraan diplomatik yang sedang berlangsung dan banyak upaya dilakukan oleh Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dan timnya, Jerman mengumumkan tidak akan mendukung niat Palestina untuk menyatakan kenegaraan mereka pada bulan September mendatang di PBB.

Surat kabar Jerman, Der Spiegel, melaporkan bahwa Kanselir Jerman, Angela Merkel, ingin menekan Abbas selama kunjungannya mendatang ke Berlin, dalam rangka untuk mencoba meyakinkan Abbas untuk membatalkan rencananya tersebut.

Abbas bermaksud untuk mengunjungi Berlin pada 5 Mei mendatang sebagai bagian dari tur yang bertujuan untuk mengumpulkan dukungan internasional untuk deklarasi negara Palestina merdeka.

Merkel mengatakan bahwa sikap Jerman adalah bahwa pernyataan kemerdekaan tersebut adalah "terburu-buru dan kurang baik".

Kantornya menolak untuk mengumumkan rincian mengenai isu-isu utama lainnya yang akan dibahas dalam pertemuan mendatang.

Jika Jerman menolak untuk mengakui Negara Palestina pada bulan September, hal itu akan menjadi kedua kalinya Berlin mengambil sikap yang bertentangan dengan sikap negara-negara Uni Eropa, Der Spiegel melaporkan.

Jerman juga telah menolak untuk menjadi bagian dari operasi militer dan upaya yang bertujuan menjatuhkan Presiden Libya, Muammar Gaddafi dari jabatannya.

Perancis, di sisi lain, menyatakan dukungan penuh untuk rencana berdirinya negara Palestina.

Selama pertemuan pada Kamis 21 April lalu dengan Presiden Abbas di Istana Elysee di Paris, Presiden Prancis, Nicolas Sarkozi, menyatakan bahwa negaranya mendukung pembagian negara merdeka Palestina di perbatasan tahun 1967.

Sebelum pertemuan Abbas-Sarkozy, Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan bahwa Palestina "tidak pernah lebih siap dibandingkan sekarang untuk mendirikan sebuah negara merdeka, dan menjalankannya damai, dengan cara yang kredibel dan layak," China Daily melaporkan.(fq/imemc)