Sri Lanka Darurat Pangan Akibat Cadangan Devisa Menyusut

Menteri Perdagangan Sri Lanka Bandula Gunawardena mengatakan beberapa pedagang menimbun stok sehingga mengakibatkan kelangkaan bahan pangan dan meresahkan masyarakat.

Oleh karena itu dia memastikan bahwa pihaknya akan menindak tegas para penimbun itu. Pemerintah telah meningkatkan hukuman untuk penimbunan makanan, namun hal itu tidak juga memberikan dampak yang signifikan.

Kondisi ini terjadi di tengah menyusutnya ekonomi Sri Lanka dengan rekor 3,6 persen pada tahun 2020.

Selain itu, sejak Maret lalu pemerintah Sri Lanka melarang impor kendaraan dan barang-barang lainnya, termasuk minyak nabati dan kunyit, bumbu penting dalam masakan lokal, dalam upaya untuk menghemat devisa.

DikabarkanĀ Al Jazeera, cadangan devisa Sri Lanka turun menjadi 2,8 miliar dolar AS pada akhir Juli, dari semula 7,5 miliar dolar AS pada November 2019. [RMOL]