Alasan Katering Jemaah Dihentikan Jelang Puncak Haji

Di luar itu, Subhan menambahkan sebenarnya jemaah haji Indonesia lebih punya pengalaman tidak diberikan makan ketimbang diberikan makan. Jemaah biasanya sudah menyiapkan segalanya sejak dari Tanah Air. “Misalnya dikoordinir sendiri atau memasak di hotel, atau membeli. Jamaah itu lebih survive,” imbuhnya.

Seperti diketahui, penghentian sementara konsumsi jemaah haji ini akan dilakukan selama lima hari, yakni tiga hari sebelum Arafah (5,6,7 Zulhijah) dan dua hari setelah masa puncak haji (14 dan 15 Zulhijah).

Selama masa puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah haji akan memperoleh 15 kali makan. Sejak tiba di Arafah pada 8 Zulhijah siang, jemaah sudah mulai mendapatkan makan siang.

Penyediaan konsumsi di Armuzna akan berakhir dengan diberikannya makan siang pada 13 Zulhijah. Selain itu, jemaah memperoleh satu paket makanan siap saji. (Vv)