Belajar Bersabar saat Menerima Musibah

Lalu apa guna perasaan ini?

Membantu manusia agar bersabar, karena kesabaran itu pahit. Kesabaran itu sulit, kesabaran itu mengobati dan menahan nafsu.

Lalu bagaimana cara memperoleh kesabaran?

Kamu bisa memperoleh kesabaran dengan kesiapan diri, memahami bahwa kesusahan di dunia ini sejatinya adalah hal normal dan biasa.

Jika kamu memahami bahwa penderitaan ini adalah sesuatu yang hanya menimpa padamu saja. Lalu mempertanyakan bagaimana hal ini bisa terjadi, maka kamu akan kebingungan, bahkan menjadi cemas.

Makanya ketika Nabi Muhammad melihat seorang perempuan yang putranya meninggal, menangis, menampar wajahnya, dan sebagainya, lalu Rasulullah pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.”

Si perempuan pun berkata “Menjauhlah dariku, kamu tidak pernah menderita apa yang aku derita.”

Perempuan itu tidak mengetahui bahwa yang mengajaknya bicara adalah Rasulullah SAW karena dia begitu tenggelam dalam kesedihan dan kepanikan.

Orang-orang pun memberitahunya bahwa ini tadi Rasulullah, si perempuan itu pun lari mengejar beliau, kemudian berkata, “Saya tidak mengenal Anda”.

Rasulullah pun berkata kepadanya, “Kesabaran adalah saat kejutan pertama (awal terjadi musibah).”

Bagaimana kesabaran ada pada kejutan pertama?

Dengan pengetahuan sebelumnya, melalui pendidikan, dengan pemahaman, untuk merealisasikan hikmah ini, “Jangan kaget dengan terjadinya berbagai kesusahan selama kamu berada di tempat ini (dunia).”

Kalimat indah ini mari kita hafal, “Jangan kaget dengan terjadinya berbagai kesusahan selama kamu berada di tempat ini (dunia).

Maka ketika datang musibah atau bencana padaku, kamu menemukanku mengingat fakta ini yang membantumu untuk bersabar dan tidak khawatir.

Lalu apa yang terjadi setelah bersabar?

Kepasrahan dan keridhaan pada yang ditakudirkan Allah. Dan Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Sesungguhnya mata menangis dan hati bersedih, sesungguhnya kami bersedih karena perpisahan denganmu, wahai Ibrahim, dan kami tidak mengatakan apapun yang membuat Allah marah.”

Seperti dilansir dari website Laduni.id, itu karena Rasulullah SAW sebelumnya dididik dan punya pemahaman kuat dalam jiwa.

Jadi jika kita bisa menghayati kata hikmah di atas maka itu sangat membantu kita untuk menciptakan jiwa yang berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad SAW. (Okz)