Janganlah Dunia Melalaikanmu Dari Panggilan Jihad

Jika kita tersadar dari tidur malam, kita belum memiliki orientasi seperti itu maka komitmen tersebut hanya sebatas semboyan.

Jihad sebagai jalan kehidupan menuntut sebuah komitmen perjuangan. Semakin besar keberpihakan kita kepada kehidupan yang bersih berarti semakin besar nilai jihad tersebut.

Apabila kondisi tersebut mengiringi semua kehidupan kita maka demikianlah jihad sebagai jalan kehidupan.

Sa’id Hawwa dalam bukunya, Membina Angkatan Mujahid, menuliskan bahwa peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhirnya adalah berperang di jalan Allah. Diantara keduanya terdapat jihad dengan pena, tangan, dan lisan berupa kta-kta yang benar di hadapan penguasa yang zalim.

Bagaimanakah kehiupan kita dengan komitmen jihad tersebut? Sudahkah kita mengupayakan kehidupan yang bersih untuk diri kita, keluarga kita? Sudahkah semua manah berupa jabatan kita tegakkan di atas komitmen kebenaran? Sudahkah emosi kemarahan kita tersulut diiringi dengan kebencian hati yang besar melihat semua konspirasi menghancurkan Islam. Jika belum darisinilah kita memulainya.

Imam Hasan Al Banna berkata, ”Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, ”Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.

Dengan demikian jelas bagi kita bahwa jihad menjadi jalan kehidupan karena kedudukannya sebagai kewajiban. Allah SWT berfirman, ”Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad.” (QS.Al-Hajj:78). Semakin jelas bagi kita untuk memahami slogan abadi ”Jihad adalah jalan kami”

Jika itu semua kita terapkan dalam kehidupan, maka kematian kapanpun datangnya sekedar sebagai seremonial menyematkan gelar syahid untuk diri kita. Setelah itu tuntaslah cita-cita tertinggi yang kita idamkan.

Niatkan seluruh aktifitas kita sehari-hari sebagai jihad di jalan Allah, ketika belajar, kuliah, bekerja, dakwah, syuro’, menulis,, silaturahim, dll. Tanamkan diri kita untuk punya cita-cita syahid di jalan Allah.

Referensi: Majalah Al Izzah

(source)