Saat Sekelompok Jin Belajar ke Muhammad SAW dan Bersyahadat

Dalam kitab Fath al-Bari bi syarh Shahih al-Bukhari bab Dzikru al-Jin, disebutkan pemimpin para jin itu bernama Wirdan. Para jin itu berasal dari Nasibain, yaitu sebuah daerah yang terletak di perbatasan antara Negara Irak dan Syria, yaitu di dekat Mosul.

Menurut Abdullah ibnu Umar, ayat Alquran yang dibacakan Rasulullah SAW ketika itu adalah surah ar-Rahman [55]. Rasulullah SAW bersabda; ”Tidak ada bagiku selain golongan jin yang lebih baik dalam merespons surah ar-Rahman [55] daripada kalian.”

Para sahabat bertanya; ”Bagaimana bisa, ya Rasul?” Rasul menjawab; ”Ketika aku membaca ayat, maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan,” para jin berkata; ”Wahai Tuhan kami, tidak ada sedikit pun dari nikmat-Mu yang kami dustakan.”

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW mengajarkan pada para sahabatnya, bagaimana mereka (golongan jin) menafakuri dan mentadaburi (menelaah dan mencerna) ayat-ayat Allah SWT. Ketika ayat Alquran menanyakan sesuatu, para Jin itu dengan cepat merespons pertanyaan Allah, sementara para sahabat masih terdiam dan terpaku mendengarkan ayat-ayat tersebut. Para jin lebih respek terhadap ayat yang banyak menggunakan kalimat istifham (pertanyaan) daripada manusia.

Kendati demikian, diamnya para sahabat ini dalam merespons ayat Alquran ini masih lebih baik dibandingkan dengan orang-orang kafir Quraisy yang enggan mengimani dan meyakini kebenaran Alquran dan ajaran Islam.

Menurut Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Alquran dijelaskan, surah Jin dan al-Ahqaaf itu memberikan teguran kepada orang-orang Kafir Quraisy dan Arab di Makkah yang terlambat merespons keimanan, sementara jin yang bukan berasal dari golongan manusia lebih cepat dalam menerima dan merespons dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW.

Para Jin ini terbagi dua, yakni jin kafir dan jin yang Islam (mukmin). Jin yang beriman akan ditempatkan di surga, dan jin kafir akan ditempatkan di neraka. Sementara itu, Rasulullah SAW menggambarkan, para jin itu terbagi tiga golongan, yakni golongan yang bisa terbang di udara, golongan ular dan anjing, serta golongan yang bermukim dan hidup berpindah-pindah. Lihat hadis sahih yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya dalam Maqashid asy-Syaithan, dalam Hawatif, riwayat al-Hakim, dan lainnya.(kg/rol)