MasyaAllah, Ini Alasan Rasulullah Menikahi Aisyah

Syaikh Shafiyyur Rahman Al Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah-Nya Ar Rakhiqul Makhtum menjelaskan, ketika Khadijah telah wafat, Khaulah binti Hakim mengatakan kepada Rasulullah. “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau ingin menikah lagi?”

“Dengan siapa?”
“Terserah engkau apakah mau menikah dengan gadis atau janda?”
“Jika gadis, siapa orangnya?”
“Putri sahabatmu Abu Bakar, Aisyah”
“Jika janda?”
“Saudah binti Zam’ah”
“Kalau begitu pergilah, sampaikan pinanganku pada mereka berdua.”

Mengapa Rasulullah begitu cepat mengiyakan saat disebut nama Saudah dan Aisyah? Rupanya Rasulullah ingin menolong Saudah, sahabiyat yang sudah tua dan kini seorang diri karena suaminya meninggal dunia.

Sedangkan Aisyah, dia adalah wanita pilihan Allah untuk menjadi istri Rasulullah di dunia dan di akhirat. Dalam hadits shahih yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Imam Muslim disebutkan, selama tiga malam, Rasulullah bermimpi didatangi malaikat dengan membawa kain sutra.

“Ini adalah istrimu,” kata malaikat tersebut. Ketika Rasulullah membukanya, ternyata ada gambar Aisyah di sana.

“Sesungguhnya menikahimu adalah perintah dari Allah,” sabda Rasulullah kepada Aisyah.

Alasan Rasulullah Menikahi Aisyah

Dari hadits di atas, kita tahu alasan Rasulullah menikahi Aisyah yang paling utama adalah karena perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah memilihkan wanita terbaik menjadi pendamping hidup Rasul-Nya. Allah memilihkan wanita terbaik untuk menjadi istri di dunia dan di akhirat bagi Nabi-Nya.

Mengapa Allah memilih Aisyah menjadi istri Rasulullah sepeninggal Khadijah? Para ulama menjelaskan bahwa Allah ingin umat Islam mendapatkan banyak pengajaran dari Rasulullah di rumah beliau. Terutama terkait keluarga dan rumah tangga yang tidak mungkin diketahui oleh para shahabat. Hanya diketahui oleh orang terdekat, yakni istri beliau. Dan Aisyah adalah orang yang paling tepat.

Aisyah adalah wanita yang cerdas. Hafalannya juga sangat kuat. Ia bisa menangkap pengajaran Rasulullah dengan baik serta menghafal apa yang beliau sabdakan. Lalu Aisyah menyampaikannya kepada sahabat nabi dan sahabiyat. Juga kepada para tabiin nantinya.

KH Moenawar Chalil dalam bukunya Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, alasan Rasululullah menikah Aisyah, agar ia menjadi ummul mukminin yang dapat menyampaikan ajaran-ajaran beliau mengenai masalah kewanitaan kepada orang lain. Terutama kaum ibu.

Satu-satunya jalan untuk mewujudkan cita-cita ini adalah dengan menikahi Aisyah. Dengan menikahi Aisyah, dalam tempo singkat Rasulullah dapat menyampaikan pelajaran kepadanya sehingga Aisyah dapat mengajarkan hukum-hukum itu kepada orang lain.

Penjelasan yang sama juga disampaikan Ustadz Adi Hidayat. “Mengapa Nabi diminta menikahi Aisyah, karena beliau punya kemampuan kepintaran yang luar biasa, cepat menangkap pembahasan. Sehingga ketika dinikahi Nabi, tujuan utamanya untuk mengambil pelajaran dari Nabi semaksimal mungkin.”

“Karena nanti ada fiqih yang tidak bisa disampaikan langsung Nabi kepada perempuan. Dari mana mengambilnya? Dari Aisyah. Fiqih dalam keluarga Nabi, tidak semua sahabat bisa masuk ke rumah Nabi. Siapa yang bisa menerangkannya? Keluarga terdekat Nabi. Ternyata Sayyidah Aisyah disiapkan. Setelah Nabi meninggal, beliau menjadi pengajar.”

Alasan lain Rasulullah menikahi Aisyah, menurut KH Moenawar Chalil, adalah untuk mengingat jasa-jasa Abu Bakar. Serta memperkuat hubungan dengan sahabat terbaiknya itu. [Muchlisin BK/Kisahikmah]