Balasan Bagi Mereka yang Suka Memberi

Sebenarnya, keuntungan yang akan kita dapatkan dari berinfak bukan hanya penggantian yang berlipat dari Allah. Lebih dari itu, menurut Alquran seorang yang berinfak sebenarnya dia memberi kepada dirinya sendiri.

Bukankah Allah berfirman: “Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri.” (Al-Baqarah 272)

Hanya orang yang tidak waras yang masih kikir terhadap dirinya. Dia begitu pelit bahkan untuk kebaikan dirinya sendiri. Allah pun dengan tegas menyebutkan dalam Firman-Nya bahwa siapa yang kikir sebenarnya dia kikir untuk dirinya sendiri.

Dan barangsiapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri.” (Muhammad 38)

Ringkasnya, saat kita memiliki uang 100 ribu kemudian kita infakkan 50 ribu, tersisa berapa uang yang kita miliki? Logika dunia pasti mengatakan hanya tersisa 50 ribu. Namun logika Alquran, uang itu kini menjadi 550 ribu yang tersimpan dalam tabungan dihadapan Allah swt. Karena paling sedikitnya akan Allah ganti 10x lipat.

Akhirnya, apabila kita benar-benar mencintai harta kita maka titipkanlah harta itu kepada Allah. Jika tidak, maka ketika wafat akan menjadi milik ahli waris. Jika kita belikan makanan akan habis dan tersisa seperti yang keluar dari perut.

Rasulullah pun berpesan bahwa harta yang menjadi sebenar-benarnya milik kita adalah yang telah kita infakkan sementara yang masih ada di tangan kita tidak bisa menjamin akan menjadi milik kita nanti.

Suatu hari, beliau menyembelih kambing dan menyuruh istrinya Aisyah untuk membagi-bagikan daging itu. Setelah beberapa saat, Rasul bertanya tentang daging tersebut. Istri beliau menjawab bahwa semuanya sudah dibagikan kecuali sedikit yang ia sisakan untuk Rasulullah saw. Rasulullah pun menjawab bahwa yang telah dibagikan itulah yang sebenarnya milik kami sementara yang sisa sedikit itu bukan milik kami.

Sekecil apapun harta yang kita infakkan akan menjadi kekal sementara sebanyak apapun harta yang kita timbun akan segera terpisah dari kita. (Inilah)