Ulama Yang Diburu Dua Khalifah

Dengan kesal, al-Mahdi kembali ke singgasananya. Tanpa persetujuan Sufyan ats-Tsauri, khalifah tersebut lantas menetapkan ulama itu sebagai mufti negara. Salinan surat penetapan itu diserahkan kepada Sufyan.

Dalam perjalanan pulang, Sufyan mencampakkan surat yang diterimanya dari sang sultan itu ke Sungai Tigris. Murid-muridnya memintanya untuk tidak melakukan hal tersebut, tetapi ats-Tsauri menilai saran mereka tidak berasal dari pemikiran mendalam.

Sebagai buronan penguasa, Sufyan ats-Tsauri awalnya bersembunyi di rumah ahli hadis Yahya bin Sa’id al-Qaththan. Setelah meninggalkan Bashrah, dirinya menumpang di kediaman Abdurrahman bin Mahdi.

Meniru bapaknya, Sultan al-Mahdi mengumumkan sayembara berhadiah 100 ribu dirham bagi siapa pun yang dapat menghadirkan sang imam kepadanya. Pengejaran semakin berlangsung gencar sejak surat yang berstempel istana ditemukan di tepi Sungai Tigris.

Sufyan ats-Tsauri terus menjadi buronan dari satu wilayah ke wilayah lain di Negeri Abbasiyah. Dua tahun sebelum ajal menjemputnya, demikianlah nasibnya yang selalu diburu penguasa zalim. ROL

OLEH HASANUL RIZQA