Cara-Cara Keji yang Digunakan dalam Propaganda Anti-Islam

Eramuslim – Kita harus akui bahwa Umat Islam sangat lemah, terjajah, tidak mandiri, dan hidup dalam tekanan asing melalui kaki tangannya. Bahkan propaganda demi propaganda dijalankan untuk menyudutkan Islam dan para pemeluknya, seperti stigma teroris dan radikal.

Hal ini terjadi tidak hanya di negeri ini, tetapi hampir di seluruh negeri kaum Muslimin. Keadaan ini digambarkan Rasulullah saw, sebagaimana dituturkan Tsauban:

يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا

Kelak, bangsa-bangsa lain akan memperebutkan kalian, sebagaimana memperebutkan makanan untuk meremukkannya.” (HR Abu Dawud).

Bagaimana propaganda anti-Islam itu dijalankan? Terdapat metode-metode yang biasa digunakan kalangan anti-Islam dalam menyebarkan propaganda mereka, dan peran apa yang bisa dilakukan oleh umat Islam dalam menghadapi tantangan ini.

Metode pertama yang sering dijumpai adalah penggunaan informasi dari sumber-sumber yang tidak jelas dasarnya. Misalnya, banyak dari kalangan anti-Islam mengutip pernyataan dari kalangan orientalis maupun ulama Islam yang langsung dijadikan premis yang dianggap valid untuk mendukung tuduhan mereka tanpa dijelaskan dasar-dasar argumentasinya.

Contohnya, untuk menunjukkan bahwa Islam tidak mengenal toleransi beragama untuk menafikan ayat-ayat Alquran tentang toleransi (seperti laa ikraha fiddin, lakum dinukum wa liyadin) mereka mengutip pendapat beberapa ulama Muslim yang mengatakan ”ayat-ayat toleransi” sudah di nasakh (dibatalkan hukumnya) dengan ”ayat-ayat pedang (perang)”.