Aktivis China yang Gambarkan Kekacauan Wuhan Akibat Corona Menghilang

Eramuslim.com – Dunia masih berduka atas kematian Li Wenliang (34), dokter yang sempat dibungkam pemerintah China karena dituduh menyebarkan hoaks soal virus corona. Li meninggal setelah berjuang melawan virus corona yang diduga tertular dari pasiennya.

Tak lama setelah kematian Li, dunia kembali digegerkan dengan hilangnya pengacara, citizen journalist, sekaligus aktivis HAM, Chen Qiushi (34). Qiushi merupakan warga Beijing yang aktif melaporkan kabar terbaru soal virus corona yang semakin memprihatinkan di Wuhan, China.

Qiushi hilang dan tak bisa dihubungi pada Kamis (6/2) malam. Jagat media sosial ramai-ramai memberitakan kehilangan Qiushi. Mereka menuntut China membebaskan warganya untuk bersuara dalam media sosial, termasuk platform Youtube yang menjadi wadah Qiushi.

Teman-teman dan keluarga Qiushi mengaku seorang polisi telah melaporkan Qiushi dikarantina karena virus corona. Namun, keluarga meyakini Qiushi hanya dipaksa dikarantina.

Dilansir CNN, Qiushi tiba di Wuhan pada 24 Januari, sehari setelah Wuhan dikunci. Dia mengunjungi banyak rumah sakit, ruang jenazah dan ruang isolasi sementara, lalu mengunggahnya lewat video.

“Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa saya adalah citizen journalist. Jurnalis macam apa saya ini jika tidak bergegas ke garis depan ketika ada bencana?” kata Qiushi dalam video pertamanya di Wuhan.

“Saya akan menggunakan kamera saya untuk menyaksikan dan mendokumentasikan apa yang sebenarnya terjadi di Wuhan, dan upaya pemerintah untuk mengatasi wabah itu. Dan saya bersedia membantu menyebarkan suara orang-orang Wuhan ke dunia luar,” katanya.

Sejak itu, Qiushi menjadi mata dan telinga bagi banyak orang luar yang ingin mengikuti perkembangan Wuhan.