Amerika Dan Eropa Mulai Khawatir Dengan Minyak Libya

Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Italia telah menyatakan keprihatinannya terkait ladang minyak Libya yang sampai saat ini masih berada di luar kendali Perusahaan Minyak Nasional, sementara itu pemerintah sementara Libya mengumumkan bahwa mereka telah menerima dari pelabuhan minyak di daerah minyak Al-Hilal dari pasukan brigade Khalifa Hafter.

Keempat negara itu menyatakan dalam sebuah pernyataan bersama, pada hari Rabu, tentang keprihatinan mendalam atas pengumuman pengalihan kendali atas ladang minyak di Sidra dan Ras Lanuf timur Libya ke tempat lain selain Perusahaan Minyak Nasional. “seharusnya segala Fasilitas, produksi dan pendapatan minyak di Libya adalah milik rakyat Libya, Di bawah kendali eksklusif dari Perusahaan Minyak Libya yang diakui secara hukum dan di bawah pengawasan satu-satunya dari Pemerintah yang disepakati secara Nasional, sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB. “

Pernyataan itu menekankan bahwa segala upaya untuk menghindari sanksi Dewan Keamanan yang diberlakukan pada rezim Libya akan mengakibatkan kerusakan besar pada ekonomi Libya, dan meminta semua pihak bersenjata agar segera menghentikan permusuhan dan menarik diri secepatnya tanpa syarat dari instalasi minyak.

Di sisi lain, kepala perusahaan minyak Faraj Said al-Hassi mengadakan konferensi pers bersama dengan juru bicara pemerintah sementara (tidak diakui secara internasional) Hatem al-Oreibi di pelabuhan Sidra. “Mulai hari ini, operasi minyak akan di tangan para ahli dan hasil minyak akan dibawa ke gubernur Bank Sentral al-Bayda dan akan berada di bawah tanggung jawab pemerintah sementara,” kata al-Hassi. (Hr/jzr)