Hersubeno Arief: Menjodohkan Jokowi Dengan Jenderal Gatot

Status yang viral itu menggambarkan betapa besar kekecewaan mereka terhadap Jokowi, sekaligus peringatan kepada Gatot. Kendati mulai mendapat dukungan secara luas di kalangan umat Islam, namun dukungan itu akan mereka cabut, bila Gatot memutuskan untuk bergabung menjadi cawapres Jokowi.

Ceritanya akan lain, bila Gatot memutuskan untuk menjadi penantang Jokowi pada Pilpres 2019. Selain Jokowi dan Prabowo, Gatot diperhitungkan sebagai salah satu kandidat terkuat.

Elektabilitas Gatot memang masih sangat rendah bila dibandingkan dengan Jokowi dan Prabowo. Namun hal itu bisa dipahami karena Gatot secara resmi belum menjadi kandidat dan berkampanye.

Banyak pemilih yang masih wait and see, bertanya-tanya, bahkan curiga bahwa target Gatot juga tidak tinggi-tinggi amat dan berani bersaing menjadi capres. Dia main aman di posisi sebagai cawapres.

Situasi kebatinan para pemilih ini harus benar-benar diperhatikan oleh Gatot dan para penasehat politiknya.

Saat ini sesungguhnya merupakan momentum yang sangat krusial bagi kelanjutan perjalanan karir politiknya. Ibarat sebuah besi yang panas, tinggal menempanya.

Berbagai survei menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi saat ini sangat rendah untuk seorang _incumbent_. Angkanya berkisar antara 35-40%. Jika memperhitungkan margin error sekitar 4%, maka elektabilitasnya bisa hanya berkisar di angka 31-35%.

Didukung oleh pencitraan (permanent campaign) sepanjang tahun, angka elektabilitas itu merupakan lampu yang sangat merah telah menyala!