Jokowi atau Maruf Amin yang Lengser?

Eramuslim.com – Sejumlah pihak ingin Jokowi lengser. Ini hal biasa di alam demokrasi. Sah-sah saja. Asal, jangan makar. Sekedar ingin, berucap dan menuntut, tak dilarang oleh konstitusi. Di negara hukum, semua harus berbasis konstitusi.

Kenapa minta Jokowi mundur? Tentu, mereka punya alasan. Baik hukum, ekonomi maupun politik. Hukum dianggap terlalu tajam ke lawan dan memihak konglomerasi. Pertumbuhan ekonomi minus. 5,32 persen, bahkan lebih parah. Kegaduhan politik tak ada tanda-tanda berhenti. Macam-macam. Intinya, mereka gak puas dipimpin Jokowi. Negara jadi amburadul, kata mereka.

Tak hanya Jokowi, ada juga pihak yang ingin Ma’ruf Amin mundur. Pertama, ada celah konstitusional yaitu mundur dengan alasan uzur. Kedua, dicari-cari salahnya agar bisa didesak untuk mundur. Tentu dengan berbagai kompensasi. Ketiga, posisi wapres saat ini sangat strategis untuk maju di pilpres 2024.

Semua kemungkinan selalu terbuka. Pada akhirnya, apakah Jokowi yang akan lengser? Atau Ma’ruf Amin yang terpaksa mundur? Atau kedua-keduanya lengser? Atau sebaliknya, keduanya tetap bertahan dan bersinergi sebagai presiden dan wapres hingga 2024.

Hitung-hitungan politiknya, siapa yang paling potensial untuk bertahan? Jokowi, atau Ma’ruf Amin? Namanya juga kalkulasi. Bisa tepat, bisa meleset. Sebab, politik selalu dinamis.

Covid-19 yang efeknya sangat terasa di bidang ekonomi telah membuat pemerintahan Jokowi tampak semakin melemah dan kehilangan legitimasi. Rakyat fokus pada Jokowi sebagai obyek, karena Jokowi kepala pemerintahan. Semua kebijakan ada di tangannya. Terutama terkait penanganan covid-19, Ma’ruf nyaris sama sekali tak dilibatkan. Suaranya tak terdengar di media. Kecuali hanya sekali darling dengan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil selama masa pandemi.