Belum Ada Vaksin Yang Kebal Terhadap Varian Baru Delta

Sementara itu, ada 36 kasus Delta Plus yang dikonfirmasi di Inggris. Angka tersebut menyumbang sekitar 6 persen kasus di AS. Dua kasus di Inggris ditemukan lebih dari 14 hari setelah program vaksinasi dosis kedua,

Varian baru tersebut dinamakan Delta Plus. Varian ini hanya sedikit berbeda dari varian Delta yang lebih menular dan diperkirakan menyebabkan lebih banyak rawat inap daripada jenis sebelumnya. Vaksin yang ada efektif melawan Delta, tetapi hanya jika orang telah divaksinasi sepenuhnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendesak warga dunia yang divaksinasi penuh untuk terus memakai masker.

Gejala Varian Delta Plus

Banyak gejala varian Delta Plus yang telah terlihat. Beberapa di antaranya yakni batuk kering, kelelahan, atau demam pada umumnya. Gejala parah dari varian ini mungkin termasuk sesak napas, sesak napas, atau sakit perut.

Ada banyak gejala lain dari varian delta, seperti ruam kulit, perubahan warna jari kaki, sakit tenggorokan, sesak napas, serta kehilangan penciuman, diare, sakit kepala, atau pilek, dan lainnya.

Satu-satunya alasan penyebaran virus ini adalah infeksi karena virus ini menyebar secara selektif atau dekat satu sama lain dan masuk ke tubuh kita melalui pernapasan.

Sejauh ini, belum ada informasi jelas yang diterima tentang dari mana virus ini berasal dan bagaimana asalnya. Jika kita keluar rumah dan bertemu orang atau menyentuh benda apapun yang mungkin mengandung virus, maka kita juga bisa terkena virus ini.

Negara lain yang sudah melaporkan keberadaan kasus Delta Plus, antara lain, 1 kasus di Kanada, Jerman dan Rusia; 2 kasus di Nepal; 4 dari Swiss; 9 dari Polandia; 12 dari Portugal; 13 dari Jepang; serta 14 dari Amerika Serikat.[sindonews]