Kisah wanita Yahudi menjadi mualaf, berawal dari pertanyaan ringan mengenai sujud dan melepas alas kaki

Dirinya mengatakan jika perjalanannya menjadi mualaf bukan datang secara tiba-tiba bahwa dia telah mendapatkan pendidikan Yahudi hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai menjadi pendukung garis keras Zionis Israel.“Setelah saya lulus SMA, saya mulai keluar dari komunitas Yahudi, bertemu dengan orang-orang non-Yahudi. Saya mulai bertukar pendapat dengan orang. Saya mulai meragukan Yahudi dan menjaga jarak diri saya dengan Yudaisme,” ucapnya.Dari situ, dia mulai mempertanyakan keabsahan dari ajaran Yahudi dan mulai menjagara jarak dengan Yudaisme.Suatu waktu, dia membaca buku Psalm yang ditulis oleh King David. Di buku itu menceritakan King David yang bersujud dan berdoa.

Karena merasa aneh, kenapa King David bersujud dan melakukan doa berulang kali tetapi agamanya Yahudi tidak mempergakannya.

Lantas, perempuan itu mulai melakukan riset mengenai apa hal yang bernuansa sujud dan melepas alas kaki dalam beribadah.

Dia sempat bertanya kepada Rabi Yahudi mengenai sujud dan berdoa. Tetapi, jawaban Rabi tidak membuat dirinya puas.

Akhirnya dia menemukan beberapa jawaban mengenai pertanyaanya di Komunitas Daring Muslim.