KSAD Amerika Serikat: Perang Melawan Negara Islam Butuh Waktu 10-20 Tahun

ARLINGTON, VA - MARCH 31:  U.S. Army Chief of Staff General Raymond Odierno (R) participates in the commencement ceremony for the U.S. Army's annual observance of Sexual Assault Awareness and Prevention Month in the Pentagon Center Courtyard March 31, 2015 in Arlington, Virginia. In conjunction with the national campaign against sexual assault, The Army announced this year's theme, 'Not in My Squad. Not in Our Army. We are Trusted Professionals,' during the ceremony.Ê According to the Pentagon, the initative 'is a grassroots approach meant to reinforce a climate of dignity and respect founded on good order and discipline.'  (Photo by Chip Somodevilla/Getty Images)

Eramuslim – Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat, Jenderal Raymond T. Odierno, memperkirakan bahwa perang melawan pejuang Negara Islam di Irak dan Suriah akan memakan waktu antara 10 sampai 20 tahun mendatang.

Pernyataan ini dikatakan Jenderal Ray Odierno dalam wawancara dengan wartawan menjelang masa pensiun beliau dalam beberapa pekan mendatang.

Jenderal Ray Odierno mengatakan, “Perang melawan Negara Islam akan memakan waktu yang lebih lama daripada perkiraan sebelumnya antara 7 sampai 10 tahun.”

“Tidak hanya dengan sekedar operasi militer, akan tetapi untuk mengalahkan organisasi perjuangan ini membutuhkan tindakan ekonomi dan diplomatik serta upaya perang ideologi bersama negara-negara Arab,” Jenderal Ray Odierno menmabahkan.

Sementara itu ketika ditanya mengenai cara mengalahkan organisasi tersebut, Jenderal Ray Odierno mengatakan bahwa pelatihan pasukan dan pejuang lokal adalah salah satu kunci dalam memerangi Negara Islam di masa mendatang.

“Ini lebih penting daripada pengerahan tentara darat AS ke Irak, karena nantinya mereka juga yang akan menjaga negaranya,” ujar Jenderal Ray Odierno. (Cnnarabic/Ram)