Inilah Kronologi dan Klarifikasi Resmi Ust. Abdul Somad Soal Persekusi di Bali

Saya memilih pulang. Saya kembali ke kamar hotel untuk siap-siap pulang ke airport.

6. Jum’at, 8 Desember 2017 sekitar pukul 17:00

Ketua PWNU Bali yang dari awal mendampingi menangis memikirkan apa yang akan terjadi kalau saya pulang. Dari pihak Aston menyampaikan bahwa situasi tidak terkendali, hotel tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Seorang bapak polisi masuk menyampaikan ada jalan belakang hotel menuju mobil jika ingin meninggalkan hotel karena pintu depan tidak terkendali.

Kapolres dan Dandim masuk. Meminta agar mempertimbangkan, selamatkan ummat. Di masjid An-Nur ada 5000an jamaah yang siap datang ke Aston. Di Aston memanas. Suasana mencekam.

7. Jum’at, 8 Desember 2017, sekitar pukul 18:00

Bismillah. Saya dan semua yang ada di kamar menuju ruangan mediasi awal. Pak Kapolres memberikan sambutan singkat.

Gus Yadi membawa bendera, dicium semua yang ada di ruangan. Keluar ruangan menuju loby hotel. Pengunjuk rasa bergemuruh.

Pengawalan ketat. Pengunjuk rasa tetap berteriak:
“Nyanyikan dari hati. Jangan di mulut saja!” Menyanyikan Indonesia Raya.

Saat bersalaman mereka menarik dan mencengkeram kuat tangan saya. Usai, kembali ke kamar.

8. Jum’at, 8 Desember 2017 selepas Isya

Menuju masjid An-Nur. Ceramah 100 menit, jamaah antusias. Kembali ke hotel.

TvOne minta livecall jam 22.00 WIB.
Saya sampaikan untuk menenangkan Netizen yang heboh:
“Saya dalam keadaan aman. Sudah tabligh akbar. Sudah di hotel”.