Akun Twiternya Dicuri, Ini Analisa Cuitan Rocky Gerung

“Karena yang marah pasti bukan pengikut saya, tapi juga pembenci saya mesti juga marah kan,” ucap Rocky Gerung.

Mendengar hal itu, pembawa acara mengaku heran dan menanyakannya ke Rocky Gerung.

“Mengapa mereka harus marah?,” tanya pembawa acara.

“Kan pembenci saya harusnya berhak mendengarkan sesuatu yang saya ucapkan, sampaikan,” jawab Rocky Gerung.

“Supaya mereka punya hak untuk mem-bully saya, jadi saya ingin di-bully, memperbaiki, jadi hak mereka untuk itu pun hilang coba.”

Pembawa acara langsung tertawa mendengar jawaban dari Rocky Gerung itu.

“Jadi si pencuri merugikan dua pihak itu,” lanjut Rocky Gerung.

“Mereka ingin mendengar kritik saya, dan mereka ingin memaki saya itu.”

“Dua-duanya kehilangan akses dengan saya,” imbuh Rocky Gerung.

Pembawa acara lantas menyingung soal peretasan yang juga dialami oleh beberapa tokoh sebelumnya.

“Artinya peretasan ini buat Bang Rocky apa? Kan bisa Bang Rocky buat akun baru?,” tanya pembawa acara.

Menanggapi hal itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa persoalannya bukanlah tentang membuat akun baru setelah diretas.

Akan tetapi soal di mana pemerintah gagal mengedukasi publik mengenai kebebasan berpendapat.

“Bisa, membuat akun baru kan mudah sekali kan,” ucap Rocky Gerung.

“Tapi poin saya bukan bikin akun atau membiarkan akun di-hack.”

“Tapi, kan kita hidup dalam suatu etika politik baru tuh, demokrasi segala macam.”

“Jadi saya merasa pemerintah gagal mengedukasi publik tentang kemerdekaan untuk berbicara melalui sosial media.”

“Pemerintah gagal meyakinkan publik, bahwa apapun yang diucapkan di sosial media itu ya harus dianggap sebagai menu sehari-hari dari demokrasi,” imbuhnya.

Meski demikian, Rocky Gerung enggan disebut menganggap pemerintah yang meng-hack akunnya.

“Baru mau saya tanya itu Bang Rocky,” sahut pembawa acara sembari tertawa.

“Tapi pemerintah tidak menciptakan suasana yang memungkinkan orang bersahabat walaupun membenci kan,” lanjut Rocky Gerung menimpali.

“Jadi gagal pemerintah bahwa atmosfir, oke silakan memaki, silakan berduel argumen, tapi jangan mencuri akun orang.”

“Kan itu kriminal kan mustinya, jadi kenikmatan berwarganegara hilang karena suasana politik, suasana culture public etis tidak tumbuh itu,” tambah Rocky Gerung.

Rocky Gerung menyampaikan bahwa akun Twitternya diretas pada Kamis (17/10/2019) malam setelah pulang dari tvOne.

“Tahu-tahu kok hilang,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa setelah diretas, nama di akun Twitternya diganti berkali-kali.

“Akhirnya hilang semua followers, tapi saya enggak sedih karena followers hilang, saya sedih karena enggak ada orang lagi yang memaki-maki saya sebenarnya,” ucapnya.

“Kan ini bodoh, mestinya dimaki-maki malah dihilangin,” sambungnya.

Menurutnya, makian adalah hiburan, sehingga ia merasa kehilangan itu ketika akunnya diretas.

Pengaruh Twitter Rocky Gerung

Dalam acara yang sama, analis media sosal Fanny Chaniago menyoroti pengaruh Twitter Rocky Gerung selama ini.

Fanny menyebut, akun Rocky Gerung banyak diikuti orang karena kritik-kritik yang ia sampaikan.

“Semuanya dikritik sama Pak Rocky, jadi tidak ada kayaknya di pemerintah, partai koalisi juga dikritik, KPU juga dikritik, jalan tol juga dikritik, Papua.”

“Jadi hampir seluruh aspek yang ada di bangsa dan negara menjadi perhatian dari Bang Rocky,” ujarnya.

Ia kemudian menunjukkan data bahwa akun Rocky Gerung hanya memiliki 316 cuitan sejak 2019.

Akan tetapi jumlah retweetnya mencapai 218.426 dan mentionnya sebanyak 572.068.

Artinya, ada total respons 790.494 tweet atas cuitan Rocky Gerung.

Berdasarkan data itu, 1 cuitan Rocky Gerung setidaknya diretweet sebanyak 690 kali lebih besar, dan dimention 1.010 kali lebih besar.