Hoaks, Tulisan Anies Soal Sujud Kemenangan Prabowo

Eramuslim.com – Beredar tulisan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang viral di media sosial WhatsApp seharian ini, Kamis, 18 April 2019. Tulisan tersebut merespons klaim kemenangan calon presiden dan wakil presiden 02 Prabowo-Sandiaga Uno berdasarkan hasil survei internal mereka.

Atas klaim tersebut, Prabowo-Sandi pun berniat melaksanakan sujud kemenangan di Kertanegara, Jumat, 19 April 2019. Berikut tulisan yang diklaim milik Anies Baswedan.

Sujud Kemenangan Pak Prabowo 

~ Oleh: Anies Baswedan

Banyak sahabat yang menyayangkan Klaim dan Sujud kemenangan Pak Prabowo. Alasan kawan-kawan karena masih terlalu prematur. Apalagi di hampir semua hasil Quick Count Pak Prabowo justru kalah.

 

Benarkah demikian?

Menurut saya sikap Pak Prabowo justru sudah sangat tepat. Lebih tepat lagi, sikap itu yang saya tunggu.

Jujur saja, semangat saya sempat down. Ketika Lembaga-lembaga Survey yang kita tahu semuanya sudah diundang makan siang ke Istana membuat Quick Count, sudah pasti hasilnya akan menggiring opini yang bisa dijadikan dasar untuk segala macam upaya-upaya kecurangan.

 

Beberapa bulan yang lalu saya sudah menuliskan tentang hal ini, tapi tetap saja semangat dan moralitas saya jatuh ketika fakta upaya kecurangan ini dilakukan.

 

Alhamdulillah, justru semangat dan moralitas saya re-charge, kembali full ketika Pak Prabowo menyampaikan klaim kemenangan dan sujud syukur. Artinya Pak Prabowo kali ini tidak akan pasrah lagi “dikerjai” seperti Pilpres 2014 silam. Pak Prabowo tidak akan diam lagi dizalimi. 

 

Tentu saja kalah dan menang di setiap kompetisi adalah hal biasa. Justru yang kita lawan adalah segala bentuk upaya kecurangan. Berbagai kecurangan, mulai dari intimidasi, pengerahan aparat dan perangkat desa untuk memenangkan petahana, melibatkan ASN sampai Karyawan BUMN untuk meramaikan kampanye sampai kertas-kertas suara yang dicoblos duluan adalah fakta yang terang-benderang terjadi selama Pilpres sekarang ini.  Ditambah keberpihakan hampir semua media dan lembaga-lembaga survey yang terang-terangan melacurkan ilmu statistik demi uang miliaran rupiah.

 

Sekarang para pelacur ilmu statistik itu dengan hanya bermodalkan survey di 2000 sample TPS dari total 813.350 TPS se Indonesia, mencoba membuat kecurangan. Seperti biasa.